JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki dua pekan terakhir bulan Ramadhan, kepolisian mewanti-wanti masyarakat yang hendak melakukan mudik naik sepeda motor.
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya mengaku telah melaksanakan beberapa survei independen untuk mengetahui kenapa pola mudik semacam ini digemari. Hasilnya, ditemukan beberapa alasan yang disampaikan oleh masyarakat.
Satu alasan yang ternyata cukup banyak diutarakan adalah asumsi jika mudik naik motor diyakini tidak terlalu sulit, dan cukup serupa dengan touring. Anggapan semacam ini ternyata dinilai sangat keliru.
Kabaminharwan Kamseltibcarlantas Ditlantas Polda Metro Jaya AKP Ukke Adhan Handriawan menjelaskan, mudik naik motor tidak bisa disamakan dengan turing. Kedua kegiatan ini dinilai berbeda, baik dari segi pelaksanaan, keselamatan, serta tujuan.
Baca juga: Terlalu Berisiko, Polisi Minta Masyarakat Tidak Mudik Pakai Motor
Satu poin pembeda yang disampaikan Ukke adalah kondisi medan jalan dan situasi lalu lintas. Rute pilihan untuk touring umumnya lenggang dan bebas macet, sedangkan mudik justru sebaliknya.
“Ketika sedang mudik, kondisi lalu lintas itu sangat tidak bisa diprediksi, enggak bisa berharap lancar terus, sering juga bertemu macet panjang,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (26/3/2024).
Tingginya tingkat kemacetan dan adanya tuntutan waktu dinilai bisa membebani kondisi fisik pengendara, belum lagi jika posisi membawa penumpang dan banyak barang bawaan.
Baca juga: Sopir Truk Sekarang Lebih Pilih Jalan Sendiri Tanpa Kernet
Lain halnya dengan touring, di mana pengendara punya keleluasaan lebih untuk mengatur ritme dan rute perjalanan, serta waktu terbaik untuk beristirahat tanpa tekanan apapun.
“Keliru kalau dianggap (mudik naik motor) sama dengan touring,” ucap Ukke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.