Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Bus Terbakar, Bisa Karena Salah Pakai Freon AC

Kompas.com - 20/04/2024, 08:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini ada kejadian bus PO Haryanto yang terbakar. Api datang dari bagian belakang kendaraan dan diduga karena ada korsleting di bagian AC.

Pengemudi bus sempat berhenti di tempat yang aman dan mengamankan diri beserta penumpangnya. Kobaran api membesar dan akhirnya menghanguskan sebagian bodi bus.

Sebenarnya, korsleting pada bagian kelistrikan AC bus memang bisa menyebabkan kebakaran. Tapi ada satu kejadian kebakaran bus lain yang pernah diinvestigasi oleh KNKT, penyebabnya karena freon yang digunakan.

Baca juga: PO Cahaya Kembar Jaya Rilis Bus Baru buat Trayek Aceh - Padang

Bus PO Haryanto terbakar di Gamping, Sleman, YogyakartaIST Bus PO Haryanto terbakar di Gamping, Sleman, Yogyakarta

Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan, ada beberapa penyebab bus terbakar, dari korsleting sampai robeknya saluran AC karena tabrakan.

"Pada kasus terbakarnya bus Pepeje dan Kramatdjati di Gerbang Tol Kalikangkung 2019, bus Pepeje ditabrak dari belakang, membuat saluran AC robek dan ternyata freon-nya jenis flammable, sehingga terbakar," kata Wildan kepada Kompas.com, Jumat (19/4/2024).

Wildan menjelaskan, rotator bagian AC lepas dan menghantam bagian stator di bus Pepeje. Muncul percikan api dan saat yang bersamaan freon bus bocor, sehingga membentuk api yang besar.

Baca juga: Banyak Masalah Teknis Jika F1 dan MotoGP Digelar Bersamaan


"Nyala api seperti mesin las. Seketika membakar bus Kramatdjati dan bus Pepeje itu sendiri," kata Wildan.

Wildan bilang, masih ada freon AC buat bus yang ramah lingkungan, cepat dingin, harga ekonomis, tapi memiliki sifat mudah terbakar. Sebaiknya ketika menggunakan freon di AC bus, bisa memilih bahan yang tidak mudah terbakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com