Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Lawas Dipakai Mudik, Cek Komponen yang Rentan Bermasalah

Kompas.com - 09/04/2024, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mobil lawas jadi salah satu pilihan masyarakat pada perjalanan mudik atau liburan pada momentum Idul Fitri 1445 H atau Lebaran tahun 2024.

Buat mobil yang sudah berusia 10-20 tahun atau bahkan lebih, pastikan kendaraan sehat dipakai perjalanan jarak jauh.

Irwansyah Siregar, Manager of After Sales Strategy PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mengatakan, mobil lawas butuh persiapan yang lebih banyak buat dipakai mudik.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di GT Kalikangkung, Pentingnya Jaga Jarak Aman Saat Mudik

Suasana antrean kendaraan pemudik melintas di jalan raya Nagreg-Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Volume kendaraan arus mudik yang melintasi jalur selatan Nagreg-Limbangan mulai mengalami peningkatan dan terpantau padat pada H-3 Lebaran Idul Fitri 1443 H.ANTARA/NOVRIAN ARBI Suasana antrean kendaraan pemudik melintas di jalan raya Nagreg-Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Volume kendaraan arus mudik yang melintasi jalur selatan Nagreg-Limbangan mulai mengalami peningkatan dan terpantau padat pada H-3 Lebaran Idul Fitri 1443 H.

“Kalau secara treatment sudah pasti lebih ekstra dibandingkan mobil baru,” ujar Irwan di Karawang, belum lama ini.

Menurutnya, dua komponen yang rentan bermasalah pada mobil lawas adalah komponen fast moving dan komponen kaki-kaki.

“Kalau sektor mesin biasanya mereka tetap melakukan perawatan rutin, tapi kalau sektor pengereman, kaki-kaki, biasanya sudah mulai kurang dilakukan perawatan,” ucap Irwan.

 Baca juga: Bocoran Harga Nissan X-Trail e-Power, Harga Dasar Rp 468 Juta

Ia menambahkan, masalah performa pengereman yang sudah menurun, sampai kondisi kaki-kaki yang sudah lemah jadi penyakit lumrah pada mobil-mobil lawas.

“Jadi mereka umumnya hanya melakukan penggantian oli saja, atau di sektor mesin saja yang jadi concern, tapi di sektor lain kurang diperhatikan lebih dalam,” kata Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau