KLATEN, KOMPAS.com - Busi pada mobil bensin berperan cukup penting karena mereka sebagai pemicu terjadinya pembakaran dan menjadi mula dihasilkannya tenaga.
Maka dari itu, begitu busi mulai rusak akan terjadi penurunan performa cukup signifikan sehingga mau tidak mau wajib diganti.
Meski memiliki masa pakai yang sudah diprediksi, ternyata busi bisa rusak sebelum waktunya akibat kesalahan pengguna.
Baca juga: Mobil Bisa Mendadak Mogok jika Jarang Melakukan Servis
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan salah satu penyebab busi cepat rusak adalah sisa pembakaran yang dibiarkan menempel pada busi terlalu lama.
“Sisa pembakaran pada mesin bensin maklum terjadi, namun ketika pembakaran yang terjadi tidak sempurna maka kotoran akan lebih cepat terkumpul, salah satunya menempel pada ujung busi atau elektroda,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Minggu (25/2/2024).
Hardi mengatakan kondisi busi bisa basah, atau kering dan berkerak, tergantung kesehatan suatu mesin pada mobil. Maka dari itu busi perlu diperiksa secara rutin dan dibersihkan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Rajin Servis Bisa Bikin Mobil Irit BBM?
“Jika mobil jarang melakukan perawatan, maka potensi busi mengalami rusak lebih dini cukup tinggi, hal ini dikarenakan seiring pemakaian kerak karbon atau sisa pembakaran bisa menumpuk pada busi,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan ketika busi yang kotor dibiarkan secara berlarut-larut maka pada suatu titik akan mati atau rusak. Jika busi sudah rusak, maka solusinya adalah diganti.
“Dibersihkan sudah tidak menolong bila busi memang sudah rusak, maka dari itu penting servis mobil rutin secara tepat waktu salah satu manfaatnya menjaga durability busi,” ucap Hardi.
Baca juga: Apa Benar Servis Mobil Cukup Ganti Oli dan Filter Saja?
Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, mengatakan, jika rutin memaksa menggunakan bahan bakar dengan kualitas rendah pada kendaraan, maka dipastikan bisa berdampak pada usia pakai busi.
“Saat oktan bahan bakarnya rendah, maka pembakarannya kurang sempurna. Hasilnya, bisa menimbulkan jelaga atau residu, sehingga bisa memperpendek umur busi,” ujar Suparna, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Misalnya jika busi memiliki interval penggantian sekitar 40.000 kilometer karena sering menggunakan bahan bakar beroktan rendah, intervalnya bisa memendek hingga setengahnya dan perlu diganti dengan busi baru.
Baca juga: Ini Akibatnya jika Mobil Pakai Busi Palsu
“Kenapa bisa berkurang, karena jelaga tadi menutupi busi. Sehingga, busi sering mengalami overheat dan mempercepat matinya busi,” ucap Suparna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.