JAKARTA, KOMPAS.com - Busi NGK terus berusaha mengedukasi pengguna cara membedakan busi asli NGK dan busi palsu. NGK menilai pemalsuan busi saat ini sudah pada taraf yang mengkhawatirkan.
Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK, mengatakan, belakangan ini beberapa busi palsu atau tiruan menjadi sangat sulit dibedakan atau diidentifikasi.
Baca juga: Bukan Juara Dunia, Ini Target Gresini Racing untuk Marc Marquez
"Saat ini yang meresahkan ialah busi palsu sampai mencantumkan lot number," ujar Diko kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2024).
Diko mengatakan, dahulu cara paling mudah membedakan busi asli dan palsu yaitu pada lot number. Lot numer biasanya dicetak di bagian metal berbentuk heksagon di badan busi.
"Perbedaan busi palsu paling mudah dilihat dari lot number. Tingkatan level busi palsu yang paling mudah kita kenali itu tidak punya lot number," ujar Diko.
"Lot number itu kode produksi, kami tidak bisa bicara detail seperti apa tapi itu kombinasi antara huruf dan angka, dan itu tiap hari berbeda. Itu angka yang kami bikin secara random," ujarnya.
Baca juga: Konsumsi BBM Honda Stylo 160 Diklaim Tembus 45 Kpl
Untuk itu kata, Diko calon konsumen perlu perhatikan dua aspek, pertama dari segi fisik dan kedua performa namun untuk cara kedua lebih sulit dideteksi.
Untuk membedakan secara visual, kata Diko, dapat dilihat dari tulisan pada insulator, bila kedapatan hanya tempelan atau bentuknya tidak rapi, sudah bisa dicurigai bila busi tersebut palsu.
Berikutnya dari bagian gasket atau ring yang menempel pada busi. Bila komponen tersebut mudah lepas, ada kemungkinan busi tersebut palsu, karena yang asli dirancang untuk tidak gampang lepas.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Bayar Pajak Kendaraan di Minimarket
Dari performa, busi palsu sudah pasti tidak sebanding dengan busi asli. Sebab pembuatan busi imitasi berbeda dengan yang asli, di mana busi NGK asli menggunakan metode cold caulking.
"Pada busi imitasi, banyak ditemukan struktur busi serta proses pembuatan yang tidak layak manufaktur sehingga sangat mempengaruhi kinerja ruang bakar yang berpotensi bisa merusak mesin kendaraan," ujar Diko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.