Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BYD Upayakan Pakai Baterai Berbasis Nikel Buatan RI

Kompas.com - 19/01/2024, 13:25 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan kendaraan listrik dari China, BYD mengklaim bakal melakukan analisa mendalam untuk memanfaatkan sumber daya nikel yang ada di Indonesia untuk baterai mobil listrik.

Pasalnya tiga model yang diluncurkan ke pasar dalam negeri, yaitu BYD Atto 3, Dolpin, dan Seal, menggunakan material lithium iron phosphate (LFP) yang diproduksi di China bersama mitra bisnisnya.

"Kami mengetahui, Indonesia memiliki banyak nikel dan BYD berupaya supaya bisa menggunakan sumber terkait," kata General Manager BYD Asia-Pacific, Liu Xueliang dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Komparasi BYD Atto 3 dan Chery Omoda E5, Mana yang Lebih Unggul?

Mobil listrik BYD SealKompas.com/Adityo Mobil listrik BYD Seal

Ia mengatakan bahwa BYD merupakan perusahaan yang lahir dari bisnis baterai untuk digunakan berbagai kebutuhan. Pihaknya memilih LFP di kendaraan karena dinilai sangat aman dan optimal.

Strukturnya ini disebut memiliki durasi seumur hidup atau lifetime dengan jarak tempuh sampai 1,2 juta kilometer. Pemanfaatan ruang pada baterai pun lebih baik dibandingkan jenis lainnya.

Kendati demikian, Liu belum bisa memastikan apakah baterai berbasis nikel cocok untuk digunakan pada jajaran produk kendaraan listrik BYD, khususnya yang diluncurkan tersebut atau tidak.

Tetapi yang pasti, perusahaan berencana untuk membentuk ekosistem hijau di Indonesia. Jadi, tidak hanya berjualan dan berproduksi mobil aja.

Baca juga: Adu Efisiensi Baterai, Hyundai Ioniq 5 Lawan MG4 EV

Smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry. Dok. GNI Smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry.

"Kami akan mencari tahu lebih dalam dan melakukan analisa pasar di RI sebab kendaraan listrik merupakan suatu hal yang baru di sini," ucap dia.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang membuat suatu ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

Pembentukan ekosistem ini, termasuk di antaranya ialah baterai berbasis nikel. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan sumber daya nikel terbesar di dunia.

"Seperti sudah diketahui, tahun ini LG dan Hyundai akan memproduksi baterai secara lokal. Kemudian kalau saya tidak salah, CATL akan nyusul di 2026," katanya.

Baca juga: BYD Bicara Rencana Produksi Lokal Mobil Listrik

BYD China adalah salah satu merek kendaraan listrik paling populer di Thailand.REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA via ABC INDONESIA BYD China adalah salah satu merek kendaraan listrik paling populer di Thailand.

"Jadi, sekarang itu kita sedang membangun industrinya dan harapan dari kami, pemain-pemain seperti BYD juga ikut karena mereka cukup besar," lanjut Rachmat.

Apabila nikel tidak ter-hilirisasi dalam wujud baterai, maka bahan baku ini masih bisa digunakan untuk menjadi produk stainless steel dan sebagainya.

"Pada dasarnya kita terbuka untuk semua teknologi, tidak harus (mobil listrik) memakai nikel. Bisa juga LFP base, namun yang terpenting harus dari Indonesia," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau