Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan China Akan Batasi Ekspor Bahan Baku Baterai EV

Kompas.com - 22/10/2023, 14:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan dan Administrasi Umum Bea Cukai China mengumumkan rencana untuk membatasi ekspor bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, graft mulai Desember mendatang.

Keputusan tersebut diambil untuk alasan keamanan nasional dan memastikan stabilitas di rantai pasokan industri global. Mengingat era elektrifikasi kendaraan bermotor bakal gencar diberlakukan di dunia.

"Langkah ini ditempuh untuk memastikan keamanan dan stabilitas rantai pasokan di industri global. Selain itu, untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional dengan lebih baik. Aturan ini juga tak menargetkan negara-negara tertentu," tulis keterangan Pemerintah China dilansir Reuters, Sabtu (21/10/2023).

Baca juga: Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Pelat Polisi Palsu Beli Online

Ilustrasi baterai mobil listrikDok. Carscoops.com Ilustrasi baterai mobil listrik

Diketahui, China dapat memurnikan lebih dari 90 persen grafit dunia untuk jadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik. Kemampuan ini menjadikan China salah satu produsen dan pengolahan grafit terbesar di dunia.

Berdasarkan data bea cukai China, negara-negara besar, seperti Jepang, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan India menjadi negara yang mengimpor grafit dari negara tersebut.

Bagi negara yang ingin mengimpor grafit dari China harus mengajukan izin terlebih dahulu. Aturan pembatasan ini berlaku untuk bahan grafit sintetis, termasuk jenis kemurnian tinggi, kekerasan tinggi, dan kepadatan tinggi, serta grafit serpihan alami.

Pengumuman terkait muncul beberapa hari usai AS melakukan pembatasan tambahan pada jenis semikonduktor yang dapat dijual oleh perusahaan Amerika ke perusahaan China.

Selain itu AS dan berbagai negara juga memberi tekanan pada perusahaan China soal praktik komersial dan perdagangan, seperti Uni Eropa yang sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif pada kendaraan listrik buatan China.

Baca juga: Cuaca Panas, Jangan Lupa Periksa Cairan Radiator Motor

Kepala Penelitian Kebijakan Pajak dan Perdagangan di Universitas St Gallen di Swiss, Stefan Legge mengatakan saat ini China tengah bertikai dengan negara-negara Barat.

"Hal ini menunjukkan betapa seringnya tindakan proteksionis meluas," katanya.

“Pada saat yang sama, kedua belah pihak yang berselisih juga menyadari betapa besar dampaknya jika geopolitik mengalahkan ekonomi,” timpal dia.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan negaranya berencana untuk berdiskusi kepada China soal kebijakan baru tersebut.

Kemudian, pihaknya akan mengambil langkah yang tepat apabila kebijakan itu melanggar peraturan dari Organisasi Perdagangan Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau