Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ajak Jepang Kembangkan Ekosistem EV di ASEAN

Kompas.com - 15/07/2023, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengajak Jepang untuk berkerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV) di wilayah ASEAN.

Melalui keterangan resminya, ada dua area kerja sama yang perlu didorong sebagai upaya mewujudkan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan. Salah satunya, ialah penciptaan ekosistem otomotif masa depan berbasis listrik.

Demikian dilaporkan Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministreal Conference di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Baca juga: Pemerintah Dorong Program Konversi Motor Listrik

Menteri Luar Negeri RI Retno L. P. Marsudi dalam pertemuan ASEAN dengan beberapa negara lainnya di sela-sela agenda AMM/PMC di Jakarta, Kamis (13/7/2023).Dok. Kementerian Luar Negeri RI Menteri Luar Negeri RI Retno L. P. Marsudi dalam pertemuan ASEAN dengan beberapa negara lainnya di sela-sela agenda AMM/PMC di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

"Kita telah sering membahas hal ini. Sekarang saatnya untuk mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan. ASEAN dan Jepang akan sama-sama diuntungkan dengan kolaborasi ini," kata dia, Jumat (14/7/2023).

Jepang sendiri sedang bertransisi menuju 100 persen kendaraan listrik pada tahun 2035, dan ingin menjadi pemimpin di sektor terkait. Dalam hal ini, ASEAN adalah mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

"Jepang dapat mendukung kerja sama ini, termasuk melalui Green Innovation Fund. Ekosistem EV tidak hanya akan membawa kemakmuran di kawasan, namun juga membawa kita selangkah lebih dekat menuju masyarakat bebas karbon," ujar dia.

Sementara kerja sama kedua, ialah dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Indonesia percaya Jepang juga menginginkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur.

Baca juga: Penyebab PO Bus Baru Sulit Bersaing dan Tidak Tahan Lama

Ilustrasi kendaraan listrik atau electric vehivle (EV). Dok. Freepik Ilustrasi kendaraan listrik atau electric vehivle (EV).

"Kami menginginkan arsitektur regional yang inklusif, di mana seluruh negara dapat merasa aman. Hanya dengan begitu kita dapat fokus menjadikan kawasan kita sebagai pusat pertumbuhan," kata Retno.

Pada kesempatan sama, Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan pihaknya telah berdiskusi panjang mengenai industri kendaraan listrik. Sebab melalui langkah dimaksud maka ASEAN bakal selangkah lebih maju menuju masyarakat bebas karbon.

Peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang tahun ini menjadi momentum untuk memperkokoh kerja sama.

Pada bidang ekonomi misalnya, akan didorong berbagai kerja sama untuk ekonomi digital, pembiayaan inovatif untuk infrastruktur, ekonomi hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dukungan UMKM, dan penguatan rantai pasok global.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Produksi Bioetanol Capai 1,2 Juta Kiloliter

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Luar Negeri RI (@kemlu_ri)

Selain itu, di bidang kesehatan, pertemuan tersebut mendorong implementasi pendirian Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN.

Jepang siap mendukung ASEAN yang lebih resilien, termasuk melalui inisiatif AZEC (Asia Zero Emission Community) dan pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com