Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab PO Bus Baru Sulit Bersaing dan Tidak Tahan Lama

Kompas.com - 14/07/2023, 15:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Marak bermunculan PO bus baru dengan nama yang agak asing. Bahkan, tidak sedikit juga membeli unit PO bus lain yang livery-nya sama, tapi ditutup namanya, pakai yang baru.

Memang, saat pandemi itu terjadi yang namanya bus dijual murah, baik bekas atau baru yang ada di karoseri. Cuma, kehadiran PO bus baru yang belum jelas ini sebenarnya kurang berkelanjutan secara bisnis.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan sudah mengamati fenomena tersebut. Biasanya, PO bus baru bermunculan, buka jalur, tapi tidak bertahan lama.

Baca juga: Bus Bangladesh Kembali Contek Desain Bus Indonesia

Sejumlah bus memadati Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/4/2023). KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Sejumlah bus memadati Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/4/2023).

"Untuk masuk ke pasar, mereka melakukan berbagai hal dalam pelayanan, namun dengan murah-murahan tarif. Ini yang membuat susah bertahan," kata pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Pelayanan atau servis menurut Sani bukan fasilitas yang murah untuk disediakan. Tapi melihat perusahaan baru yang bergerak di bisnis PO bus, belum terbentuk biayanya.

"Pemerintah harus tegas dalam hal ini, jangan hanya membuat regulasi namun tidak dapat menegakkannya," kata Sani.

Baca juga: Bus PO ALS Terjepit 2 Truk Saat Menyalip Jalan Tengah


Lalu, biasanya PO bus baru ini muncul dari orang operasional atau agen PO bus yang sudah ada. Mereka mencari investor yang sebenarnya juga tidak paham soal dunia pelayanan angkutan orang.

"Industri angkutan orang ini kan terlihat menggiurkan karena penumpang beli tiket sebelum bus berangkat artinya uang di depan, sementara tidak melihat atau memperhitungkan jumlah okupansi," kata Sani.

Perusahaan bus yang baik adalah yang selalu ada penumpangnya, baik dalam musim tinggi (high season) atau sedang sepi. Mengingat, setiap bus keluar, maka ada uang juga yang disiapkan untuk operasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau