Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sangat Mahal, Sekian Biaya Bikin Motor Balap MotoGP

Kompas.com - 22/06/2023, 17:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP merupakan ajang balap sepeda motor paling bergensi di dunia. Motor yang dipakai bukan motor sembarangan, melainkan motor prototipe yang tidak dijual untuk umum.

Pertanyaan paling banyak ialah mengenai berapa biaya membangun satu unit motor MotoGP. Ditaksir, secara umum satu unit motor MotoGP menghabiskan dana antara 3 juta-3,5 juta dollar AS atau setara Rp 44,8 miliar-Rp 52,2 miliar.

Baca juga: Mazda 2 Facelift Meluncur, Harga Mulai Rp 250 Jutaan

Ofisial tim Repsol Honda sedang mempersiapkan motor RC213V milik Pol Espargaro menjelang dimulainya hari kedua tes pramusim MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (12/2/2022).KOMPAS.com/ Hafidz Imaduddin Ofisial tim Repsol Honda sedang mempersiapkan motor RC213V milik Pol Espargaro menjelang dimulainya hari kedua tes pramusim MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (12/2/2022).

Dilansir dari Sportskeeda, alasan paling umum mengapa motor MotoGP sangat mahal adalah akumulasi suku cadang yang diperlukan untuk membuat motor, mulai dari ban, mesin, kelistrikan, rangka dan komponen lain mahal.

Mesin adalah bagian yang paling menguras dana. Untuk membuat mesin yang kencang, pabrikan motor rela menghabiskan uang banyak agar motornya jadi yang paling kencang di atas sirkuit.

Secara perhitungan, total biaya untuk membuat mesin ialah 350.000 dollar AS atau setara Rp 5,2 miliar, dan suku cadang lain yang masih berkaitan berkisar 20.000 dollar AS atau Rp 298 jutaan.

Baca juga: Jangan Dicari, Ban Motor Tanpa Tanggal Kedaluwarsa

Pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP Prancis Fabio Quartararo bersiap untuk balapan pada sesi latihan bebas hari ke-2 di Sirkuit Internasional Mandalika di Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Sabtu (19/3/2022).AFP/SONNY TUMBELAKA Pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP Prancis Fabio Quartararo bersiap untuk balapan pada sesi latihan bebas hari ke-2 di Sirkuit Internasional Mandalika di Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Sabtu (19/3/2022).

Kemudian komponen pendukung. Meski banyak pabrikan menggunakan produk dari perusahaan pihak ketiga, contoh Ohlins untuk suspensi, beberapa suku cadang diproduksi khusus bahkan ada yang dibuat sesuai spesifikasi pebalap.

Hal tersebut membuat ongkos membangun motor jadi mahal. Sebab suku cadang yang terbatas pasti memengaruhi biaya. Beda halnya dengan motor produksi massal, di mana suku cadangnya bisa lebih murah karena pakai skala ekonomi.

Ketiga ialah material. Sebagai motor prototipe, motor motor MotoGP memakai material terbaik yang bisa digunakan. Beberapa bahan-bahan yang biasa ada di motor MotoGP ialah titanium, magnesium, dan serat karbon.

Baca juga: HUT DKI Jakarta, Ada Penghapusan Sanksi Pajak Kendaraan

Perangkat aerodinamika pada Aprilia RS-GPDok. Crash.net Perangkat aerodinamika pada Aprilia RS-GP

Ketiga bahan tersebut dikenal sebagai material yang tahan pakai dan sangat ringan sehingga harganya juga mahal. Contoh harga serat karbon di luar ialah 2,5 dollar AS atau Rp 37.355 per 100g. Sedangkan plastik hanya 1 dollar atau Rp 15.000 per pon (500 gram).

Hal lain yang membuat harga untuk membangun motor MotoGP mahal ialah karena semua suku cadang fast moving sering sekali ganti. Misalkan ban yang sudah pasti harus memakai ban dengan kembangan sempurna.

Kemudian juga suku cadang lain seperti rem, oli, dan perangkat lain yang membutuhkan penggantian. Meski biayanya mungkin tidak terlalu besar namun karena sering diganti maka berakumulasi jadi besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau