Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Isuzu Soal Subsidi Bus Listrik Harus TKDN 40 Persen

Kompas.com - 15/03/2023, 10:42 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Subsidi terhadap 138 unit bus listrik di Indonesia masih tertunda lantaran belum yang mengantongi 40 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Artinya rancangan bantuan pemerintah untuk pembelian kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia yang telah diumumkan baru untuk sepeda motor listrik.

Saat ini sudah ada beberapa produsen yang merakit bus listrik,namun kandungan TKDN dari bus listrik tersebut belum mencapai 40 persen. Misalnya seperti bus listrik buatan Mobil Anak Bangsa (MAB) dan dari PT Industri Kereta Api (INKA).

Baca juga: Lexus Indonesia Mulai Fokus Jual Mobil Hybrid dan Listrik

Menanggapi hal itu, Deputy Business Operation Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Moses Kosasih mengatakan, angka 40 persen untuk nilai TKDN sebagai syarat subsidi sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Isuzu elf (truk listrik) kita sekarang 40 persen TKDN. Traga kita 60 persen TKDN. Bahkan kalau bisa 60 atau 70 persen TKDN rasanya bisa menumbuhkan ekonomi untuk supply chain di Indonesia,” kata Moses di sela-sela acara JAW 2023, Selasa (15/3/2023).


Kendati saat ini Isuzu belum meluncurkan bus listrik untuk di Indonesia lantaran berfokus pada penjualan kendaraan niaga, di Jepang Isuzu telah meluncurkan bus listrik bernama NovoCiti Volt.

Maka dari itu, menurut Moses saat ini mengenai kendaraan listrik dari sisi produsen kendaraan sedang berusaha melihat segmen ini untuk di pasar Indonesia.

“Kesempatan itu tentunya kita pelajar mana yang lebih cocok untuk pasar Indonesia karena melihat kesediaan fasilitas, pembangunanya rata atau tidak,” kata Moses.

Baca juga: Kecanggihan Lexus RZ BEV, Pakai Teknologi DIRECT4

Apalagi, kebutuhan transportasi di Indonesia tidak hanya digunakan untuk mobilisasi satu pulau, namun antar pulau. Maka membawa produk kendaraan listrik ke Indonesia, terutama bus masih dipertimbangkan.

“Untuk targetnya juga masih kita pertimbangkan, apakah kendaraan listrik itu merupakan salah satu jalan keluar di Indonesia untuk transportasi darat,” kata Moses.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau