Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/02/2023, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - J&T Cargo menjadi salah satu layanan logistik yang memiliki tumpuan besar pada kendaraan niaga. Di Indonesia sendiri, J&T Cargo hadir pada 2021 untuk melengkapi bisnis dari J&T Express yang sudah ada lebih dulu.

Suwanto Branding Manager J&T Cargo mengatakan, layanan logistik ini lebih banyak mengantar barang lewat darat dan laut. Jika barang kecil seperti yang dikirim J&T Ekspress itu bisa pakai pesawat.

Sementara itu, sebagai layanan logistik yang kerap menggunakan kendaraan niaga besar harus melintasi berbagai kondisi jalan Indonesia, dengan kondisi geografi yang berbeda. Hal itu tentunya membuat layanan J&T Cargo menemukan banyak tantangan.

Baca juga: Mencari Produk Poles Bodi Mobil di IIMS 2023

“Blind van kita pakai untuk dalam kota untuk jemput atau antar barang ke user. Tapi kebanyakan kita pakai truk 6 roda. Tapi kalau antar provinsi menggunakan kendaraan niaga yang lebih besar,” kata Suwanto kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

Suwanto memaparkan jika mengantar barang berat untuk rute timur banyak variasi. Misalnya dari Pulau Jawa ke Sulawesi harus memutar dengan menggunakan jarak.

Kendaraan akan memutar sampai ujung Manado, dari Manado ke Maluku di kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) pakai kapal.

J&T Cargo tawarkan area tujuan pengiriman yang luas dengan pendirian lebih dari 3.000 outlet di seluruh Indonesia.Dok. J&T J&T Cargo tawarkan area tujuan pengiriman yang luas dengan pendirian lebih dari 3.000 outlet di seluruh Indonesia.

 Baca juga: Mencari Produk Poles Bodi Mobil di IIMS 2023

“Ada juga pulau-pulau kecil kita harus pakai feri. Jadi lebih ke situ sih. Bahkan kita kedepannya akan ke Papua. Jadi lebih ke geografis yang tantangannya,” kata Suwanto.

Terkait tren kendaraan listrik yang mulai masuk ke kendaraan niaga, Suwanto mengatakan jika untuk bisnis logistik masih belum menemukan provider yang tepat.

Namun, di satu sisi J&T Cargo juga tidak menutup kemungkinan untuk ikut serta dalam program ramah lingkungan untuk kendaraan operasional.

“Namun saat ini saya baru melihat yang beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik baru untuk kendaraan pribadi,” kata Suwanto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke