Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 31/01/2023, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Membersihkan busi menjadi salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan pemilik kendaraan, terutama pengguna sepeda motor.

Saat performa mesin terasa mulai menurun, kebanyakan langkah yang dilakukan adalah melepas busi dari kepala silinder lalu membersihkannya.

Tujuannya, dengan kepala elektroda busi yang kembali bersih, maka kerja dalam memercikan api di ruang bakar bisa kembali optimal.

Namun sayang, dalam praktik membersihkan busi masih banyak yang melakukannya dengan cara di amplas atau menggunakan sikat kawat.

Baca juga: Risiko Asal Ganti Busi Motor Matik

Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia mengatakan, membersihkan busi dengan amplas atau sikat kawat merupakan tindakan yang salah kaprah.

Busi NGKNGK Busi NGK

"Hindari keduanya (amplas dan sikat kawat), cukup pakai kain bersih, atau kalau mau bisa menggunakan sikat yang benar-benar halus," kata Diko kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Diko, membersihkan busi dengan sikat kawat atau amplas, berpotensi merusak elektroda busi. Belum lagi bila kerenggangannya menjadi berubah.

Bila sampai kejadian, efeknya justru akan membuat kerja pembakaran tak optimal imbas permukaan elektroda yang berubah akibat kena tekanan sikat kawat atau amplas.

Baca juga: Busi Mobil Mati Satu, Kenapa Harus Ganti Semuanya?

"Salah satu dampak buruknya bisa terjadi miss firing, percikan api berubah tidak fokus lagi yang membuat pembakaran jadi tidak sempurna. Ujung-ujung ganti busi juga," ucap Diko.

Busi iridium NGKNGK Busi iridium NGK

Menurut Diko, bila memang kondisi busi sudah tak optimal lagi, baiknya jangan tunda untuk segera diganti. Pasalnya bila memaksa untuk digunakan, justru akan membuat pemilik motor rugi.

"Kalau sudah banyak karbon yang menempel akan sulit dibersihkan, satu-satunya memang mengganti yang baru. Bila terus digunakan bikin tarikan mesin berat dan motor jadi lebih boros bahan bakar," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke