Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Truk Euro 4, Distribusi Bahan Bakar Tak Merata

Kompas.com - 25/07/2024, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Isuzu melihat masih banyak kendala pada bahan bakar truk di Indonesia. Khususnya bahan bakar yang sesuai untuk mesin spesifikasi Euro4.

Yusak Kristian Solaeman, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), mengatakan, permasalahan yang terjadi di lapangan bahan bakar yang ada tidak mendukung teknologi.

Baca juga: Persaingan Makin Ketat, Alasan Kona Electric Dijual Rp 500 Jutaan

“Ini sebetulnya menarik, kami diminta Euro 4 pada 2021 sebab pada 2022 itu harus, dan kami buat semua (model) desain Euro4,” kata Yusak yang ditemui di ICE BSD City, belum lama ini.

Modifikasi truk Isuzu Kompas.com/Nanda Modifikasi truk Isuzu

“Soal ketersediaan bahan bakar di Jakarta dan sekitarnya oke, tapi begitu ke pelosok sedikit apalagi nyebrang pulau (di luar Jawa) itu berimbas semua jadi masalah,” ujar Yusak.

Seperti diketahui solar Pertamina saat ini punya tiga varian, yaitu Bio Solar, Dexlite dan Pertamina Dex. Dari tiga varian ini Dexlite dan Permina Dex yang dianggap paling cocok buat mesin Euro 4.

“Tahun lalu kami sakit kepala cuma karena bahan bakar. Semua sudah dibuat dengan teknologi Euro 4 tapi teman-teman di Kalimantan dan Sumatera bahan bakarnya belum cocok dengan Euro4,” katanya.

Baca juga: Perang Diskon LMPV di GIIAS 2024, Tembus Rp 30 Juta

“Apalagi ketersediaannya atau distribusinya tidak merata, tidak semua SPBU ada, dan kalau ada antrenya bisa 3-4 jam,” ujarnya.

Salah satu peserta Isuzu Real Modification Contest 2023KOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI Salah satu peserta Isuzu Real Modification Contest 2023

Baca juga: GWM Tank 300 Punya 9 Mode Berkendara, Siap Off Road

Yusak mengatakan, sulitnya solar yang sesuai standar Euro4 di luar Pulau Jawa membuat para pengemudi truk jadi kesulitan.

“Lantas apa yang terjadi? para pengemudi itu beli di botol-botol pinggir jalan ya jadinya masalah dengan Euro4 kita, kalau masih Euro2 mungkin tidak masalah,” kata Yusak.

“Tapi begitu mesin Euro4 jadi sensitif dia knocking. Terus kami mau komplain ke siapa, prinsipal bilang tidak ada masalah dimana-mana Euro4 oke,” ujar Yusak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau