SEMARANG, KOMPAS.com - Dua model transmisi matik yakni automatic transmission (AT) dan continuously variable transmission (CVT) banyak digunakan mobil-mobil saat ini.
Sama-sama menawarkan kenyamanan dan kemudahan operasional. Transmisi matik konvensional atau (AT) biasanya dilengkapi 4 percepatan dan banyak diklaim secara durabilitasnya cukup baik.
Untuk transmisi CVT, perpindahan giginya lebih lembut dan nyaman. Cocok jika digunakan mobilitas tinggi di jalan-jalan perkotaan yang macet.
Selain kelebihan, kedua model itu memiliki kelemahan masing-masing. Meskipun demikian, ternyata banyak beranggapan transmisi matik konvensional (AT) lebih awet ketimbang CVT.
Lantas benarkah demikian?
Baca juga: Mitsubishi XFC Concept Pesaing HR-V dan Creta Bakal Ada Versi Hybrid
Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic mengatakan, usia pakai komponen matik ditentukan perawatan berkala dan gaya berkendara yang benar.
Sama saja, hasil akhir membandingkan keduanya tidak ada jawaban mana yang terbaik.
"Banyak yang menilai transmisi model CVT rawan rusak, jawabannya belum tentu. Semua komponen apapun bisa rusak jika tidak paham perawatan dan pakainya asal-asalan," ucap Hermas kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Mobil matik bisa awet asalkan pemilik rajin melakukan pergantian oli transmisi terjadwal setiap 20.000 kilometer (km).
Penggunaan sehari-hari juga tak boleh sembarangan, teknik perpindahan gigi transmisi matik juga memiliki aturan main.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.