Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan APBI Soal Ban Truk dan Bus Radial yang Langka

Kompas.com - 07/09/2022, 09:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini perusahaan otobus (PO) mengalami kesulitan mencari ban model radial. Bahkan tidak sedikit operator yang menghabiskan stok ban di toko agar jaga-jaga langkanya ban di bulan selanjutnya.

Menanggapi kejadian ban truk dan bus radial yang langka di pasaran, Agus Sarsito, Sekretaris Jenderal Asosiasi Peusahaan Ban Indonesia (APBI) angkat bicara. Agus mengatakan, pemerintah akan membatasi impor ban untuk mengoptimalkan produksi dalam negeri.

"Kami mengatakan, impor yang dilakukan anggota APBI adalah ban-ban yang memang tidak diproduksi di Indonesia, jadi sebagai komplementer atau untuk melengkapi lini produk seperti contoh ban truk dan bus radial (TBR)," ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Permintaan Sedikit, Alasan Ban Bus dan Truk Radial Masih impor

Bus AKAP baru PO BudimanDOK. ADIPUTRO Bus AKAP baru PO Budiman

Agus mengatakan, memang sudah ada yang produksi ban TBR secara lokal, yakni Gajah Tunggal, tapi masih sangat terbatas. Sedangkan permintaan di pasar mulai naik seiring dengan semakin baiknya infrastruktur jalan.

"Untuk memproduksi ban TBR, mesin yang ada sekarang belum bisa dipakai, perlu investasi dan tentu makan waktu," ucap Agus.

"Jadi kalau ditanya mengapa ban TBR langka saat ini, karena kebijakan pemerintah untuk pembatasan impor tanpa melihat kemampuan industri dalam negeri," ucap Agus.

Baca juga: Selisih Rp 900, Avanza dan Kawan-kawan Bisa Beralih ke Revvo 89


Memang, inisiatif pemerintah meningkatkan produksi ban dalam negeri merupakan hal yang baik. Tapi sayangnya, yang terkena dampak adalah dibatasinya ban-ban yang dibutuhkan bus saat ini dan belum bisa diproduksi secara lokal.

"Jadi kalau asal potong kuota impor tapi kebetulan yang dipotong ban TBR kan pasti jadi langka," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com