JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini perusahaan otobus (PO) mengalami kesulitan mencari ban model radial. Bahkan tidak sedikit operator yang menghabiskan stok ban di toko agar jaga-jaga langkanya ban di bulan selanjutnya.
Menanggapi kejadian ban truk dan bus radial yang langka di pasaran, Agus Sarsito, Sekretaris Jenderal Asosiasi Peusahaan Ban Indonesia (APBI) angkat bicara. Agus mengatakan, pemerintah akan membatasi impor ban untuk mengoptimalkan produksi dalam negeri.
"Kami mengatakan, impor yang dilakukan anggota APBI adalah ban-ban yang memang tidak diproduksi di Indonesia, jadi sebagai komplementer atau untuk melengkapi lini produk seperti contoh ban truk dan bus radial (TBR)," ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (6/9/2022).
Agus mengatakan, memang sudah ada yang produksi ban TBR secara lokal, yakni Gajah Tunggal, tapi masih sangat terbatas. Sedangkan permintaan di pasar mulai naik seiring dengan semakin baiknya infrastruktur jalan.
"Untuk memproduksi ban TBR, mesin yang ada sekarang belum bisa dipakai, perlu investasi dan tentu makan waktu," ucap Agus.
"Jadi kalau ditanya mengapa ban TBR langka saat ini, karena kebijakan pemerintah untuk pembatasan impor tanpa melihat kemampuan industri dalam negeri," ucap Agus.
Memang, inisiatif pemerintah meningkatkan produksi ban dalam negeri merupakan hal yang baik. Tapi sayangnya, yang terkena dampak adalah dibatasinya ban-ban yang dibutuhkan bus saat ini dan belum bisa diproduksi secara lokal.
"Jadi kalau asal potong kuota impor tapi kebetulan yang dipotong ban TBR kan pasti jadi langka," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/07/094200915/tanggapan-apbi-soal-ban-truk-dan-bus-radial-yang-langka