Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Gonta-ganti Merek Oli Bikin Mesin Motor Bermasalah?

Kompas.com - 08/08/2022, 11:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tertarik mencoba atau terbuai iming-iming spesifikasi produk baru, mendorong pemilik sepeda motor berspekulasi gonta-ganti merek oli. 

Apalagi pilihan oli mesin motor saat ini cukup banyak yang dijajakan dengan harga kompetitif dan menawarkan ragam keunggulan.

Padahal, perilaku sering gonta-ganti merek pelumas dianggap kurang baik dan berbahaya untuk mesin

Lalu, apakah benar demikian?

Baca juga: Update Daftar Harga Oli Skutik Agustus 2022

Menanggapi hal itu, Kepala Bengkel Yamaha Mataram Sakti Motor Setyabudi Semarang Hari Santoso mengatakan, belum diketahui pasti dampak negatif kebiasaan sering ganti merek oli.

Ilustrasi Mengganti Oli Mesin Motorist Ilustrasi Mengganti Oli Mesin Motor
 Namun demikian, pemilik motor juga harus memahami ada kandungan bahan kimia yang berbeda dari setiap jenis dan merek oli. 

"Beda merk oli mempunyai viskositas dan grade oli yang berbeda. Boleh saja ganti merek asalkan speknya sama atau setara," kata Hari, kepada Kompas.com, Minggu (7/8/2022). 

Menurut Hari, baiknya pemilik motor tidak ganti oli beda jenis. Kandungan zat kimia dan molekul oli yang berbeda dikhawatirkan berbahaya. 

Selain itu, saat mengganti oli, baiknya dipastikan peluma lama yang ada di dalam mesin sudah benar-benar terkuras. 

Baca juga: Benar Tidak Gonta-ganti Merek Oli Motor Bikin Garansi Hangus?

"Sisa oli lama tidak boleh mengendap dalam carter. Komposisi bahan pembuat oli tiap merek beda spek. Ganti merk, oli lama harus keluar habis," ujarnya. 

Pelumas Idemitsuist Pelumas Idemitsu

Perlu diketahui, oli yang banyak beredar di pasaran ada dua jenis, yakni oli mineral dan full sintetis. 

Sementara itu, Kepala Bengkel Honda Zirang Motor Semarang Nurhadi Muslim mengatakan, sering ganti merk oli ternyata berdampak negatif.

Kandungan dua merk atau tipe oli yang berbeda, dikhawatirkan akan menyebabkan deformasi material. 

Pasalnya, sisa-sisa oli yang ada dalam carter bisa bereaksi dan berubah menjadi jelaga atau kerak. 

"Spesifikasi oli yang berbeda kalau tercampur kurang baik. Dampaknya partikel oli yang bereaksi bisa berubah menjadi sludge atau jelaga," katanya.

Baca juga: Siap Meluncur, Suzuki S-Presso Bakal Incar Segmen City Car atau LCGC?

Meski begitu, kata dia, ganti oli beda merek ada aturan baku yang harus diperhatikan. Syaratnya, oli mesin lama di dalam carter harus dipastikan sudah bersih. 

pengisian oli motor Panaoiljanlika putri/Kompas.com pengisian oli motor Panaoil

"Sisa-sisa oli yang tertinggal bisa menyebabkan kerak. Pembersihan oli berguna untuk melarutkan sisa kandungan oli sebelumnya agar tidak bercampur dengan oli merek baru," ucap Nurhadi. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau