JAKARTA, KOMPAS.com - Beda dengan mobil listrik, untuk mobil hybrid sistem kerjanya masih dibantu mesin bensin konvensional. Karena itu, komponen yang digunakan sebenarnya tak jauh berbeda.
Salah satunya seperti busi yang bertugas untuk memercikkan api pada ruang bakar. Kebanyakan mobil hybrid yang beredar di Indonesia menggunakan busi jenis laser iridium.
Meski secara harga lebih mahal, tapi jenis busi ini memang lebih awet dari busi berbahan nikel. Bahkan masa pakainya diklaim bisa dua kali lipat dari busi iridium biasa.
Namun, keawetan atau masa pakai dari busi laser iridium bisa lebih panjang saat digunakan pada mobil hybrid. Pasalnya kerja dari mesin bensin tidak menyeluruh karena ada kolaborasi dengan motor listrik.
Baca juga: Menhub Pastikan Soft Opening Proving Ground Bekasi pada September 2024
"Akan lebih awet karena pada dasarnya mobil hybrid itu kan ada kerja motor listrik dari baterai dan mesin konvensional," ujar Diko Oktaviano, Technical Support PT Nittera Mobility Indonesia produsen busi NGK, kepada KOMPAS.com, Rabu (24/4/2024).
Diko menjelaskan, pada saat mobil hybrid dalam kecepatan rendah atau tertentu, baterai yang akan bekerja mengalirkan daya ke motor listrik. Dengan demikian mesin bensin tidak hidup.
Otomatis ketika mesin tak bekerja, maka tidak ada pembakaran yang terjadi, sehingga busi juga tidak bekerja pada saat itu.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Busi Mobil Hybrid Beda dengan Busi Biasa?
"Jadi logiknya secara usia atau masa pakainya (busi) akan lebih awet juga," kata Diko.
Meski demikian, Diko mengatakan, usia atau masa pakai busi pada dasarnya juga ditentukan beberapa faktor pendukung. Dari kesehatan mesin kendaraan, bahan bakar yang digunakan, serta lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.