JAKARTA, KOMPAS.com – Penetrasi yang masif dari kendaraan listrik diprediksi bisa memberikan berbagai dampak positif. Di antaranya, yakni menekan tingginya angka konsumsi BBM.
Hal ini diungkap Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII (Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi, Inovasi dan Perindustrian) DPR RI.
Menurutnya, penyediaan bahan bakar dari energi fosil telah menjadi masalah di Indonesia. Selain karena sifatnya yang polutif, BBM memiliki keterbatasan dari sisi stok dan harga, karena merupakan komoditas internasional.
Baca juga: Tekanan Angin Ban Mobil Baiknya Lebih Keras Depan atau Belakang?
“BBM kita sudah sangat terbatas, produksi minyak setiap hari terus turun,” ujar Sugeng, dalam seminar Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, yang disiarkan virtual (24/7/2022).
“Sementara konsumsi terus naik, maka harus kita kendalikan. Mobil listrik ini salah satunya untuk mengendalikan konsumsi BBM,” kata dia.
Dalam catatannya, angka konsumsi BBM di Indonesia sudah mencapai 1.430.000 barel per hari. Sementara produksi (lifting) 630.000 barel per hari. Artinya, produksi BBM mengalami defisit 800.000 barel per hari.
Baca juga: Daftar Harga Toyota Rush Bekas, Mulai Rp 110 Jutaan
“Kecenderungannya akan terus naik kalau tidak dikendalikan. Itulah yang mempengaruhi neraca perdagangan kita,” ucap Sugeng.
“Maka dari itu, keberadaan kendaraan listrik adalah sangat-sangat penting sekali untuk menekan konsumsi BBM. Selain menekan dalam konteks neraca perdagangan dan sebagainya, tapi juga menekan luncuran karbon,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.