Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan Udara Ban Mobil Baiknya Lebih Keras Depan atau Belakang?

Kompas.com - 24/07/2022, 19:31 WIB
Erwin Setiawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik mobil harus selalu memperhatikan kondisi ban saat akan digunakan.

Hal tersebut wajib dilakukan sebagai salah satu langkah perawatan. Karena bila ban dalam kondisi tekanan udara yang kurang, akan membuat banyak kerugian.

Seperti yang diketahui, udara di dalam ban bisa menyusut bahkan bisa keluar melewati pori-pori ban dan celah ban dengan pelek.

Hal itu yang membuat tekanan udara ban perlu dicek setiap kali akan menggunakan mobil, baik jarak dekat apalagi jarak jauh.

Namun saat akan mengisi, perlu diketahui bila tekanan udaranya juga perlu diperhatikan, tidak boleh terlalu keras atau empuk. Hal ini bertujuan agar kendaraan memperoleh performa terbaiknya serta menghindari terjadinya kecelakaan.

Baca juga: Kerap Disepelekan, Tekanan Angin Ban Itu Krusial

Ilustrasi pengisian tekanan angin pada ban mobilKOMPAS.com/Gilang Ilustrasi pengisian tekanan angin pada ban mobil

Begitu juga menentukan mana ban yang perlu diisi angin lebih keras, harus sesuai dengan kondisi beban kendaraan.

Lantas, mana ban yang harus diisi lebih keras, depan atau belakang?

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, beban kendaraan secara umum tidak sama, cenderung lebih berat belakang.

“Total berat kendaraan itu 60 persennya ditopang oleh roda bagian belakang, jadi roda belakang membutuhkan tekanan angin ban yang lebih besar,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Minggu (24/7/2022).

Baca juga: Kurangi Angin, Ban Mobil Pemudik Ini Malah Meletus

Ban mobil All New Subaru Forester S-EyeSightKompas.com/Donny Ban mobil All New Subaru Forester S-EyeSight

Menurut Bambang, pendistribusian bobot kendaraan tersebut berlaku secara umum terhadap kendaraan penumpang atau komersial.

Untuk mobil-mobil khusus, seperti balapan itu bisa saja pendistribusiannya berbeda dengan yang digunakan harian.

“Itu (tekanan udara ban) perlu disesuaikan dengan beban kendaraan karena jika ban terlalu keras bisa membuat suspensi kendaraan terasa keras, sedangkan jika tekanan terlalu empuk bisa membuat performa kendaraan berkurang bahkan ban bisa pecah,” ucap Bambang,

Dia menjelaskan ketika udara ban terlalu empuk, begitu kendaraan menghajar lubang dengan kecepatan kencang, bisa membuat ban pecah. Maka dari itu, tekanannya harus pas sesuai ketentuan pabrik.

Baca juga: Jangan Asal, Ini Cara Memeriksa Tekanan Udara Ban Mobil yang Benar

Bambang juga menjelaskan, selain demi faktor keselamatan dan kenyamanan, tekanan ban yang sesuai akan membuat kendaraan stabil, kontrol kendaraan lebih enak, sehingga kendali kendaraan lebih nyaman dan mudah.

“Keausan ban juga bisa dipengaruhi oleh tekanan angin ban, bila terlalu keras maka sisi tapak ban bagian tengah akan cepat aus, sedangkan bila terlalu empuk juga bisa membuat ban lebih cepat aus pada bagian luar,” ucap Bambang.

Posisi stiker tekanan udara banKompas.com/Fathan Radityasani Posisi stiker tekanan udara ban

Dengan demikian, tekanan udara antara ban depan dan belakang memang harus benar-benar sesuai ketentuan.

Untuk informasi besarnya tekanan ban biasanya tercantum di dekat jok pengemudi, di tulang bodi kendaraan ketika pintu depan kanan dibuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau