JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai seharusnya Indonesia memiliki pabrik cip semikonduktor sendiri, mengingat pentingnya komponen tersebut terhadap rantai pasok dunia.
Pasalnya, bagian pada kendaraan yang dikuasai oleh China tersebut telah berdampak serius terhadap industri otomotif dunia, tanpa terkecuali pada Indonesia menyusul penyebaran wabah virus Covid-19.
“Dalam beberapa waktu belakangan, (Industri otomotif) kita terpengaruh juga dengan kelangkaan chip semikonduktor ini. Karena sekarang nggak ada satu pun mobil yang tidak memakai itu," kata Sekjen Gaikindo Kukuh Kumara belum lama ini.
Baca juga: Sopir Bus Harus Tahu Teknik Jaga Jarak Aman yang Benar
"Tinggal seberapa detail dan seberapa banyak semikonduktor yang dibutuhkan pada kendaraan. Jadi itu wilayah stakeholder bagaimana memikirkan masalah itu,” lanjutnya.
"Kami kan sudah ngomong, kenapa nggak dari dulu kita kembangkan (cip) semikonduktor di sini. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak? Malaysia juga punya kan, Taiwan juga bisa,” lanjut Kukuh.
Menurut Kukuh, Indonesia harus mengembangkan kemampuan di bidang produksi chip semikonduktor ini supaya tidak tergantung dengan negara lain.
Semua aspek, khususnya pada hilirisasi harus disiapkan sehingga apabila terjadi sesuatu di negara lain tidak langsung berdampak besar terhadap industri otomotif dalam negeri.
"Paling nggak kita bisa bikin,” kata dia.
Baca juga: Jangan Naik Motor Pakai Sandal Jepit, Terutama Motor Kopling
Krisis chip semikonduktor yang menimpa industri otomotif global diketahui tengah berlangsung sejak akhir 2022 lalu. Seretnya pasokan komponen tersebut membuat produksi sejumlah model mobil di Tanah Air terganggu.
Bahkan sampai ada model tertentu yang disetop sementara produksinya seperti Honda Mobilio.
Adapun cip semikonduktor merupakan salah satu 'otak' pada kendaraan yang mendukung fungsi-fungsi kelistrikan seperti sistem panel instrumen digital, teknologi otonom, sampai sistem keyless.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.