Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salahkah Sopir Bila Tabrak Remaja yang Hadang Truk Demi Konten?

Kompas.com - 05/06/2022, 09:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi remaja menghadang truk yang sedang melintas belakangan ini semakin sering terjadi.

Tindakan nekat itu pun kian meresahkan. Bahkan, banyaknya anak yang tertabrak truk hingga kehilangan nyawa tidak menghentikan aksi mereka, untuk membuat konten yang nantinya diunggah ke media sosial.

Paling baru terjadi di jalan Otista, Karawaci, Tangerang, pada Jumat (03/06/22), yang melibatkan sekelompok remaja hingga memakan korban jiwa.

Hal ini pun memunculkan pertanyaan, apakah sopir dapat dipidana karena menabrak orang yang membuat konten medsos berbahaya dengan mendekatkan tubuh korban (si pembuat konten) ke kendaraan yang sedang melaju?

Baca juga: Cara Mereduksi Dampak Kecelakaan Saat Truk Alami Rem Blong

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/6/2022), menurut Putu Bravo Timothy S.H M.H, mengenai pertanggungjawaban sopir yang menabrak orang yang sengaja mendekatkan tubuhnya ke truk yang sedang melaju, perlu dilihat dahulu apakah sopir mematuhi peraturan-peraturan mengemudi.

Hal itu untuk memastikan apakah ada kelalaian atau tidak pada sopir tersebut dalam melaksanakan pekerjaanya.

Untuk membuktikan sopir tersebut bersalah atau tidak dapat dibuktikan dengan penguraian pasal-pasal yang mungkin akan dituntut oleh Jaksa Penuntut Hukum, yaitu Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP sebagai berikut:

Remaja adang trukinstagram.com/romansasopirtruck Remaja adang truk

Pasal 359 KUHP

“Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.”

Pasal 360 KUHP

“Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun”.

Unsur pasal dari Pasal 359 dan Pasal 360

1. Karena salahnya

R. Soesilo dalam buku KUHP dan Penjelasannya mendefinisikan karena salahnya bisa diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai lupa, atau amat kurang perhatian (disamakan dengan delik culpa).

Sehingga dalam hal ini apabila sopir tidak terbukti kesengajaan (dolus) dan/atau tidak terbukti juga kesengajaan (culpa), maka sopir tidak dapat dikenakan pasal ini.

2. Pasal 359: menyebabkan matinya orang

Matinya orang di sini tidak dimaksud sama sekali oleh terdakwa. Namun kematian tersebut hanya merupakan akibat dari kurang hati-hati atau lalainya terdakwa (culpa).

Sehingga apabila sopir tidak terbukti kesengajaan (dolus) dan/atau tidak terbukti juga kesengajaan (culpa) maka sopir tidak dapat dikenakan pasal ini.

Truk Terguling di Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Menyebabkan, 4 orang Meninggal dunia, 10 lainnya Luka Senin(15/10/2018)Kompas.com/Markus Yuwono Truk Terguling di Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Menyebabkan, 4 orang Meninggal dunia, 10 lainnya Luka Senin(15/10/2018)

3. Pasal 360: menyebabkan luka berat

Luka berat disamakan dengan Pasal 90 KUHP dan sama seperti di Pasal 359 bahwa luka berat disebabkan dari akibat dari kurang hati-hati atau lalainya terdakwa (culpa).

Sehingga apabila sopir tidak terbukti kesengajaan (dolus) dan/atau tidak terbukti juga kesengajaan (culpa) maka sopir tidak dapat dikenakan pasal ini.

Baca juga: Begini Komentar Pengunjung Formula E Jakarta 2022

Apabila sopir telah melakukan apa yang disyaratkan terhadap undang-undang tersebut dan dapat dibuktikan bahwa sopir tidak lalai, maka sopir tidak terbukti melakukan suatu kesengajaan.

Apalagi apabila memang terbukti sopir menabrak konten kreator yang sengaja mendekatkan tubuhnya ke truk yang sedang melaju untuk kepentingan konten media sosial. Sudah sangat jelas bahwa kesengajaan berada pada korban dan bukan pada sopir tersebut.

Perlu diperhatikan lagi bahwa mengenai pembuktian kesengajaan terhadap sopir dalam persidangan dihubungkan dengan syarat minimal pembuktian.

Syarat minimal pembuktian yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP mensyaratkan harus terdapat sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

Selanjutnya, majelis hakim yang akan menentukan apakah sopir dapat dipidana atau tidak berdasarkan pembuktian dalam persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau