Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utamakan Aspek Keselamatan dan Keamanan Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 25/04/2022, 17:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akhirnya mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran. Meski demikian, sangat tidak disarankan untuk melakukan perjalanan jauh ke luar kota dengan mengendarai sepeda motor.

Risiko kecelakaan lebih besar jika mengendarai motor dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Dari total kecelakaan tahun lalu yang mencapai 23.000 kejadian, sebesar 70 persen melibatkan sepeda motor.

“Sesuai regulasi, sepeda motor adalah alat transportasi untuk jarak pendek. Itu sebabnya, kami mengimbau masyarakat tak mudik memakai motor,” ujar Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suharto, dalam webinar Mudik Sehat, Silaturahmi di Era Pandemi yang digelar Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Sabtu (23/4/2022).

Baca juga: Estimasi Biaya Mudik Jakarta-Surabaya Pakai Suzuki XL7, Siapkan Rp 1 Jutaan

Turut hadir di acara ini, pendiri Global Defensive Driving Center (GDDC) Aan Gandhi dan yang ertindak sebagai moderator adalah Koordinator Jarak Aman Edo Rusyanto.

Ilustrasi mudik natal dan tahun baru.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Ilustrasi mudik natal dan tahun baru.

Suharto menuturkan, tahun ini, jumlah pemudik sepeda motor diprediksi mencapai 16,9 juta orang dari total pemudik 85,5 juta orang, naik 31,5 persen dari 2019. Kendaraan pribadi mendominasi moda transportasi mudik, dengan perincian sepeda motor 16,9 juta dan mobil 22,9 juta, lalu bus 14,1 juta, pesawat 8,9 juta, dan kereta api 7,6 juta.

Seiring dengan itu, Suharto menyatakan, pemerintah mendorong pesepeda motor mengikuti program mudik gratis menggunakan bus. Motor bisa diangkut menggunakan truk dan diambil di titik penjemputan. Sehingga, pemudik bisa memakai motor saat berada di kampung halaman.

Dia menegaskan, Kemenhub mengerahkan 686 unit bus dengan kapasitas 20.580 penumpang dan 60 unit truk dengan kapasitas tampung 1.920 unit sepeda motor. Kemenhub juga menyediakan balik gratis dengan 180 unit bus dan 5.400 penumpang serta 32 truk dengan kapasitas tampung 960 unit motor.

Baca juga: Catat, Ini Titik Rute Mudik Rawan Longsor di Lebak Banten

“Intinya, ada banyak opsi mudik bagi masyarakat di luar sepeda motor. Kalau yang memang membutuhkan sepeda motor, bisa mengangkut barang itu dengan truk, lalu ambil di titik penjemputan,” kata Suharto.

Ilustrasi mudik dengan mobil pribadikompasiana.com Ilustrasi mudik dengan mobil pribadi

Menurutnya, Kemenhub memprediksi lonjakan arus mudik terjadi pada 28 April hingga 1 Mei 2022 dan arus balik 6-9 Mei 2022. Kemenhub sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperlancar arus mudik dan balik.

Manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan adalah contra flow, sistem satu arah, ganjil genap, dan pengalihan arus lalu lintas dari jalur utama ke jalan-jalan alternatif. Namun, pihak kepolisian nantinya diberikan diskresi untuk mengatur lalu lintas sesuai keadaan di lapangan.

“Kami percaya, ini adalah paket mujarab untuk mengurai kepadatan di jalanan saat arus mudik dan balik Lebaran tahun ini,” kata Suharto.

Kemenhub juga menetapkan pengaturan pembatasan operasional angkutan barang. Sedangkan di jalan tol, pembatasan itu berlaku 28-1 Mei 2022 untuk arus mudik, sedangkan arus balik 6-9 Mei 2022. Di jalan non tol, pembatasan itu berlaku untuk arus mudik 28-1 Mei 2022, sedangkan arus balik 6-9 Mei 2022.

“Pemudik juga harus memiliki manajemen perjalanan, seperti kesiapan kendaraan, pemilihan rute, dan pengaturan waktu,” tegas dia.

Dari sisi angkutan umum, Kemenhub akan menggelar ramp check terhadap 57.693 unit bus AKAP dan pariwisata serta 215 unit kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan.

Aan sangat setuju dengan imbauan pemerintah agar masyarakat tak mudik memakai motor. Sebab, mudik menggunakan motor sangat berbahaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com