JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kendaraan keluarga berkapasitas 7-penumpang berharga terjangkau atau biasa dikenal low multi purpose vehicle (LMPV) akan semakin memanas.
Pemicunya, tentu saja peluncuran model-model baru, penyegaran, sampai limited edition jadi penyebabnya. Simak saja, ada Toyota Veloz, Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, sampai Suzuki Ertiga Limited meluncur akhir tahun ini.
Belum lagi, dalam waktu dekat akan hadir pula jenis kendaraan serupa dari pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai yang langsung diproduksi lokal pada pabrik terbarunya yang bertempat di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Sebelum Beli, Intip Perbedaan Tipe All New Avanza
Melihat penetrasi yang agresif itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi porsi segmen LMPV terhadap total pasar mobil nasional akan meningkat jadi 23 persen di tahun depan.
"Pada 2020-2021, kontribusinya menurun menjadi sekitar 16 persen. Saya rasa, dengan penyegaran yang dilakukan bisa kembali ke level 23 persen," kata Sekertaris Jenderal Gaikindo, Kukuh Kumara.
Prediksi serupa juga diamini oleh seluruh pabrikan otomotif yang terlibat di pasar gemuk tersebut, seperti Toyota, Daihatsu, serta Mitsubishi. Apalagi, mulai tahun depan diberlakukan aturan carbon tax melalui PP 73/2019.
Sehingga, di samping persaingan harga, produsen akan saling memberikan fitur terbaik kepada konsumennya seraya menekan produksi gas emisi serta meningkatkan efisiensi.
"Melihat dari data, LMPV ini market size-nya pada Januari-September ada di atas 109.000 unit. Tahun lalu ketika pandemi, 106.000 unit sementara di periode sebelumnya mencapai 230.000 unit," kata llham Iranda Syahputra, Head of Sales Region 1 Department PT MMKSI.
Baca juga: Harga Lebih Mahal, Mampukah Xpander Bersaing Lawan Avanza?
"Sehingga bisa dikatakan, segmen ini masih baik sekali dan mulai pulih. Tahun depan, kita optimistis akan menjadi pasar yang besar lagi," lanjut dia.
Pada kesempatan terpisah, Marketing Director PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy memaparkan, segmen LMPV kian diburu oleh masyarakat Indonesia karena harganya yang menarik yakni Rp 200 juta - Rp 300 juta.
Di samping itu, kapasitasnya yang begitu besar yakni 7-penumpang, sesuai dengan kebiasaan konsumen yang kerap berpergian dengan keluarga.
"Pembaharuan terhadap Avanza dan Veloz sesuai masukkan dari konsumen, termasuk pada pemisahan antara kedua produk tersebut. Sebab, banyak sekali yang membutuhkan utility MPV tapi desainnya seperti SUV," kata Anton.
"Kami tidak bilang Veloz adalah SUV, dia tetap MPV tapi dengan orientasi SUV atau crossover. Jadi memang sangat signifikan perubahannya," lanjut dia.
Baca juga: Berikut 11 Detail Ubahan All New Ertiga Suzuki Sport FF
Persaingan pasar LMPV 5 Tahun ke Belakang
Menurut data yang diolah dari Gaikindo, pasar LMPV tampak sudah 'panas' selama lima tahun belakangan. Kemudian, konsisten jadi salah satu segmen terbesar di pasar otomotif nasional tiap tahunnya.
Pada 2016 misalkan, pasar MPV sejuta umat mampu mencapai 22 persen dari jumlah penjualan mobil nasional yakni 233.783 unit dari 1.061.735 unit. Padahal, saat itu pemainnya masih lima produk yang dipimpin Avanza (52,4 persen).
Satu tahun setelahnya atau pasca-kehadiran Xpander dan Wuling Confero, total pasar LMPV naik menjadi 249.756 unit atau 23,1 persen dari jumlah penjualan mobil domestik.
Padahal, kedua produk tersebut baru menjalani debutnya di pertengahan tahun. Menariknya, mulai periode tersebut penjualan Avanza dan Xenia tampak mulai turun jadi 116.311 unit (46,5persen) dan 38.535 unit (15,4 persen).
Masuk tahun 2018, pasar LMPV mengalami sedikit kontraksi seiring dengan peningkatan tren penggunaan mobil gagah yang dinamis (LSUV) walaupun secara volume masih meningkat.
Baca juga: Bahas Ubahan Teknis Xenia Terbaru, Jadi Lebih Ringan dan Efisien
Kala itu, total pasar LMPV mencapai 257.227 unit tapi kontribusinya hanya 22,3 persen dari keseluruhan penjualan mobil nasional. Adapun pemimpin pasarnya, masih Avanza (32 persen) yang diikuti Xpander (29 persen).
Pada 2019, penjualan LMPV mulai mengalami penurunan menjadi 228.327 (22 persen). Hal ini berbanding lurus dengan perlambatan penjualan mobil di dalam negeri yang jadi 1.030.126 unit.
Pihak Gaikindo menyebut, penyebab utamanya ialah tahun politik dan ada beberapa kendala pada faktor eksternal.
Tahun 2020, penjualan mobil anjlok hingga tersisa setengahnya dari tahun lalu yakni 532.027 unit. Sontak, pasar LMPV pun mengalami perlambatan menjadi 85.828 unit (16,1 persen). Penyebabnya karena pandemi Covid-19.
Kendati demikian, penjualan mulai merangkak naik di tahun ini. Sepanjang Januari-September, total penjualan berhasil mencapai 627.537 unit, walau belum mampu mendongkrak segmen LMPV karena kontribusinya masih berada di level 15,2 persen (95.719 unit).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.