Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkel Otomotif UMKM Terancam Dampak Peralihan Kendaraan Listrik

Kompas.com - 03/11/2021, 15:22 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Transisi kendaraan dengan mesin bakar internal (ICE) ke kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) diprediksi bakal berdampak pada kelangsungan hidup bengkel otomotif UMKM.

Adaptasi rupanya tidak hanya dilakukan oleh pabrikan besar, tapi juga bengkel pinggir jalan yang selama ini mengandalkan mobil dan motor konvensional.

Hermas Efendi Prabowo, Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN), mengatakan, peralihan menuju era kendaraan listrik jadi tantangan bagi seluruh sektor bisnis otomotif.

Baca juga: Begini Pengecekan Syarat Perjalanan Transportasi Darat di Jawa-Bali

“Memang dengan mobil listrik, jumlah komponen yang dipakai semakin sedikit. Pengusaha bengkel mau enggak mau bakal mengurangi jumlah mekanik maupun toko,” ujar Hermas, saat ditemui Kompas.com di Jakarta (31/10/2021).

Meski begitu, peralihan mobil konvensional ke mobil listrik tidak serta merta menghapus minat orang untuk datang ke bengkel umum atau bengkel spesialis.

Menurutnya, masih ada ruang yang bisa dilakukan oleh pebisnis bengkel otomotif UMKM. Seperti membuka jasa servis komponen non-motor atau menggarap bengkel yang berhubungan dengan kelistrikan.

Baca juga: Toyota Luncurkan Raize Hybrid, Harga Mulai Rp 270 Jutaan

“Sebetulnya kami sudah melakukan, misalnya odometer ada spesialisnya sendiri, audio ada sendiri, body control module ada pemainnya sendiri, electronic power steering, dan itu kan masih dibutuhkan. Body repair juga masih, ban, pelek dan sebagainya,” ucap Hermas.

“Yang enggak ada mungkin mesin, transmisi sudah enggak ada. Kami tentu harus berubah, karena bengkel UMKM ada karena industri otomotif,” tuturnya.

Hermas juga menambahkan, pada dasarnya keberadaan bengkel UMKM mengikuti industri yang ada. Dulu bengkel otomotif muncul, karena industri mobil dan motor yang hadir lebih dulu.

“Tapi semua itu enggak bisa semudah membalikkan telapak tangan, ada proses, butuh waktu, yang menurut saya mungkin bisa 20 tahun atau 25 tahun lagi. Jadi enggak seketika,” kata Hermas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau