Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Buruk Pengemudi yang Bisa Merusak Transmisi Mobil Matik

Kompas.com - 07/10/2021, 11:12 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan mobil dengan transmisi matik bisa dikatakan lebih simpel dan mudah jika dibandingkan dengan mobil manual.

Pengemudi cukup mengoperasikan pedal gas dan rem tanpa harus memainkan kopling. Selain itu, pengemudi juga tidak harus memindahkan transmisi mobil karena sudah diatur oleh ECU.

Baca juga: Akhirnya Daihatsu Buka Suara soal Generasi Baru Avanza-Xenia

Dengan berbagai kemudahannya, ternyata masih banyak kebiasaan mengemudi mobil matik yang tanpa sadar dapat merusak komponen transmisi mobil matik.

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, ada beberapa hal atau kebiasaan mengemudi mobil matik yang berpotensi dapat merusak sistem transmisi.

Cek bagian transmisi mobil, terutama yang terendam banjir, biasanya oli tercampur air.Kompas.com/Dio Cek bagian transmisi mobil, terutama yang terendam banjir, biasanya oli tercampur air.

"Kesalahan yang dapat merusak transmisi matik yang pertama itu memaksakan pindah gigi sebelum mobil berhenti. Misalnya dari D mau mundur, sebaiknya injak rem terlebih dahulu sampai mobil berhenti baru pindahkan ke gigi mundur," kata Didi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Kesalahan berikutnya yang dilakuan oleh pengemudi mobil matik yakni menggeber mobil sebelum masuk ke posisi D.

Baca juga: Masa Berlaku SIM 5 Tahun Dinilai Kurang Efektif

Biasanya pengemudi menggeber mobil sebelum lampu hijau di posisi N, setelah rpm tinggi lalu dipindahkan ke posisi D dengan alasan agar mobil lebih cepat melaju.

Kebiasaan ini akan merusak komponen transmisi pada mobil matik. Penggunaan gigi rendah atau L yang tidak tepat juga mengakibatkan kerusakan pada sistem transmisi.

Sebaiknya gunakan gigi L pada kebutuhan tertentu, misalnya untuk menajak atau turunan curam, selebihnya pakai gigi D.

Ilustrasi mengemudiKompasOtomotif-Febri Ardani Ilustrasi mengemudi

Jangan terlalu agresif saat memainkan perpindahan gigi jika menggunakan fitur triptonic. Jika penggunaanya terlalu agresif atau bahkan cenderung kasar, dapat mengakibatkan kampas kopling matik lebih cepat aus.

Dampak lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan umur transmisi matik menjadi lebih pendek.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Lampung, Ingat Bahaya Melaju di Bahu Jalan

"Menggunakan paddle shift itu digunakan dengan wajar saja, jangan digunakan untuk performa atau tarik-tarikan yang nantinya malah merusak transmisi," ucap Didi.

Kemudian jangan terlalu lama menahan rem pada saat mobil dalam posisi gigi D.

Hal tersebut akan mengakibatkan tuas transmisi cepat panas yang mengurangi performa transmisi matik. Sebaiknya gunakan gigi N pada saat berhenti di lampu merah.

Melakukan pengereman dengan menggunakan kaki kiri pada mobil matik dapat menimbulkan missed feeling.Foto: Peugeot Melakukan pengereman dengan menggunakan kaki kiri pada mobil matik dapat menimbulkan missed feeling.

Kesalan teknis lainya yang membuat transmisi matik cepat rusak yakni telat mengganti oli transmisi. Transmisi juga butuh pelumasan untuk menggerakkan komponen di dalamnya, jika tidak maka komponen transmisi akan cepat aus dan menyebabkan kerusakan.

Baca juga: Masih Ada yang Belum Tahu, Cara Isi Air Radiator Mobil yang Benar

Terakhir menderek atau mendorong mobil matik dengan cara yang salah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menderek mobil matik.

Cara yang aman salah satunya dengan mengangkat roda penggerak dan jangan sampai mendorong atau menarik dengan kecepatan lebih dari 40 kpj.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com