Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Bahaya Kerikil yang Terselip di Alur Tapak Ban

Kompas.com - 23/09/2021, 15:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu faktor kecelakaan yang kerap terjadi adalah pecah ban. Banyak faktor eksternal yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi.

Salah satunya adalah hal yang kerap dianggap sepele, yaitu kerikir terselip di alur tapak ban. Banyak orang tidak menyangka bahwa kondisi tersebut cukup berbahaya.

Zulpata Zainal, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, mengatakan, batu kerikil yang lama menempel di alur ban bisa merusak material ban. Sehingga, dalam jangka panjang dan kasus ekstrem dapat mengganggu.

Baca juga: Ini Perbedaan Spooring dan Balancing Ban Mobil

"Batu kerikil ini jadi faktor eksternal yang bisa merusak ban, efek terparah bila serat kawat sudah karat, maka bisa jadi potensi kerusakan seperti ban yang pecah ketika digunakan," kata Zulpata, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Bahaya batu kerikil pada banmotorplus-online.com Bahaya batu kerikil pada ban

Menurut Zulpata, kerikil di alur ban bisa berbahaya. Sebab, dapat merobek karet permukaan ban. Misalnya, ketika batu kerikil yang tajam sampai mengenai belt atau serat kawat yang jadi sruktur ban.

Ketika kawat tersebut sudah terbuka, maka korosi atau karat akan mudah terjadi. Korosi dapat mudah terjadi ketika terkena air, baik itu saat mencuci kendaraan, melewati genangan air, atau terkena hujan.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Begini Cara Hadapi Ban Mobil Selip di Jalan Licin

Saat serat kawat menjadi berkarat, daya tahan ban akan jauh lebih rapuh. Akumulasi tersebut membuat usia ban jadi pendek. Sehingga, akan sangat berbahaya dari segi keselamatan.

Ilustrasi kerikil pada bantoyotadisamarinda.com Ilustrasi kerikil pada ban

"Terlihat sepele, tapi saat mobil bergerak di mana ada perputaran roda batu tersebut bisa menekan karet ban secara bertubi-tubi selama perjalanan. Artinya meski kecil tapi lama-lama dapat merusak struktur karet ban," kata Zulpata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau