GUANGZHOU, KOMPAS.com – Kesibukan dan hiruk pikuk Kota Guangzhou, China, sangat terasa jika kita mendatangi langsung ibu kota Provinsi Guangdong itu.
Secara geografis, Guangzhou terletak di bagian selatan China dan di tepi utara Sungai Mutiara (Pearl River). Karena posisinya yang dekat dengan Laut China Selatan dan berbatasan dengan Hong Kong dan Makau, Guangzhou berperan penting dalam pembangunan ekonomi di kawasan yang disebut sebagai Greater Bay Area.
Menurut data World Population Review, jumlah penduduk kota ini lebih kurang 15 juta jiwa. Namun, angka itu masih lebih kecil dibanding tiga kota besar lainnya di China, yaitu Shanghai, Beijing, dan Chongqing.
Guangzhou telah menjadi pelabuhan penting untuk perdagangan maritim Jalur Sutra sejak zaman Dinasti Han.
Di bidang ekonomi, eksistensi kota ini semakin kuat karena banyaknya pusat perdagangan, industri, dan teknologi internasional.
Industri utamanya meliputi manufaktur, otomotif, teknologi informasi, elektronik, dan tekstil.
Baca juga: Teknologi Canggih di Pabrik GAC Aion di Guangzhou, China
Bicara soal transportasi, Guangzhou menerapkan sistem transportasi yang berkembang. Pemerintah menyediakan berbagai infrastruktur untuk masyarakat di sana.
Menurut data dari berbagai sumber, terdapat jaringan kereta Metro Guangzhou yang menyediakan lebih dari 15 jalur sebagai penghubung hampir seluruh bagian kota.
Jangkauannya meliputi area pusat kota hingga ke distrik luar, seperti Panyu, Huadu, dan Nansha. Ada pula jaringan kereta cepat yang menghubungkan dengan Beijing, Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong.
Selain itu, tersedia juga bus kota dengan jaringan yang melayani seluruh kota dan sekitarnya. Tipe bus yang bisa digunakan terdiri dari bus berbahan bakar bensin, bus listrik, dan bus rapid transit (BRT).
Saat Kompas.com berkesempatan mengunjungi Guangzhou pada 20 April 2024, dalam perjalanan sekitar satu jam dari Bandara Internasional Baiyun menuju penginapan, suasana jalanan tampak begitu ramai, baik pejalan kaki maupun pengendara mobil dan motor.
Meski jumlahnya tidak bisa dihitung secara tepat, kebanyakan dari pengendara itu menggunakan mobil, motor, atau sepeda listrik.
Baca juga: Menjajal Performa Mobil Listrik Aion dan Hyptec, Langsung di Markas GAC
Seperti umumnya di China, terdapat layanan bike-sharing di seluruh penjuru Kota Guangzhou yang bisa dipakai melalui pembayaran nontunai ke operator tertentu.
Mobil listrik pun berseliweran di jalanan, termasuk taksi listrik, yang jumlahnya terlihat lebih banyak daripada mobil berbahan bakar bensin.
Hal itu bisa diketahui melalui pelat nomor berwarna putih-hijau yang berarti mobil listrik, sedangkan pelat nomor berwarna biru artinya mobil bensin.