Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Industri Kendaraan Listrik Global

Kompas.com - 15/07/2021, 10:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan Indonesia menjadi pemain utama pada industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya telah menetapkan peta jalan pengembangan EV di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV, dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal.

Pemerintah juga menargetkan dapat mengembangkan industri komponen utama EV, mulai dari baterai, motor listrik, dan inverter.

Baca juga: Alasan Kenapa Isi Bensin Pakai Jeriken Plastik Dilarang

President Director PT Grahabuana Cikarang, Sutedja S Darmono (kiri) dan Direktur Starvo Global Energi, Rachman Elly melakukan pengisian mobil listrik saat penandatangan kesepakatan kerjasama antara PT. Grahabuana Cikarang sebagai pengembang kawasan Kota Jababeka Cikarang dan PT. Starvo Global Energi di Jakarta, Selasa (25/5/2021). Kesepakatan kerjasama ini mencakup pengadaan, penjualan dan pemasangan SPKLU/EVCS (Electric Vehicle Charging Station) yang difokuskan di kawasan Kota Jababeka, meliputi gedung-gedung komersial, smart manufactures, smart homes serta pembangunan stasiun mandiri SPKLU di area umum dan terbuka.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO President Director PT Grahabuana Cikarang, Sutedja S Darmono (kiri) dan Direktur Starvo Global Energi, Rachman Elly melakukan pengisian mobil listrik saat penandatangan kesepakatan kerjasama antara PT. Grahabuana Cikarang sebagai pengembang kawasan Kota Jababeka Cikarang dan PT. Starvo Global Energi di Jakarta, Selasa (25/5/2021). Kesepakatan kerjasama ini mencakup pengadaan, penjualan dan pemasangan SPKLU/EVCS (Electric Vehicle Charging Station) yang difokuskan di kawasan Kota Jababeka, meliputi gedung-gedung komersial, smart manufactures, smart homes serta pembangunan stasiun mandiri SPKLU di area umum dan terbuka.

“Dunia memperkirakan permintaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tembus 55 juta unit pada 2040 mendatang,” ujar Agus, dalam webinar Investor Daily Summit 2021 (14/7/2021).

Menurutnya, hal ini juga akan mendorong kebutuhan komponen utama kendaraan listrik secara global.

"Pertumbuhan itu mengarah pada peningkatan kebutuhan lithium ion (LIB) dan diperkirakan pada 2030 akan ada kapasitas lebih dari 500 GWh untuk EV ini," kata dia.

Baca juga: Update PPKM Darurat, 27 Pintu Tol Menuju Jawa Tengah Akan Ditutup

LG Chemical akan bangun pabrik baterai di IndonesiaIstimewa LG Chemical akan bangun pabrik baterai di Indonesia

Agus juga mengatakan, meningkatnya penggunaan baterai akan mengerek permintaan bahan bakunya, seperti nikel, kobalt, litium, dan mangan. Dengan demikian, pemilik sumber bahan baku ini nantinya akan memiliki peranan penting.

Menurut Agus, baterai akan menjadi komponen paling berharga dalam industri EV. Baterai mewakili 35 persen dari biaya produksi EV.

Ia menjelaskan Indonesia sendiri memiliki sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai listrik dan EV. Lima dari sembilan perusahaan itu merupakan penyedia bahan baku baterai yang terdiri dari nikel murni, kobalt murni, feronikel, dan endapan hidroksida.

Baca juga: Ini Harga Terbaru Avanza di Yogyakarta per Juli 2021

Ilustrasi NikelDok. Antam Ilustrasi Nikel

Adapun, empat perusahaan lainnya adalah produsen baterai. Dengan begitu, Agus mengklaim Indonesia bisa mendukung rantai pasok baterai untuk kendaraan listrik.

"Mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, manufaktur kendaraan listrik, hingga daur ulang EV," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau