Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif PPnBM 0 Persen Diperpanjang tapi Produksi Mobil Makin Seret

Kompas.com - 15/06/2021, 14:00 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah pemerintah untuk memperpanjang pemberian insentif pada Pajak Penjuaan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 100 persen di sektor otomotif berpotensi menciptakan supply shock.

Sebab, kondisi permintaan atas mobil baru tidak diimbangi produksi dari manufaktur terkait. Sehingga membuat serapannya jadi sulit terpenuhi.

Apalagi kini kinerja pabrik belum pulih sepenuhnya imbas pandemi Covid-19 setahun belakangan dan terdapat krisis cip global.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tercatat bahwa produksi mobil di tiga bulan ke belakang terus menurun, khususnya Mei 2021.

Baca juga: Penjualan Mobil Mei 2021 Melambat, Ini Alasannya

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Secara rinci, pada Maret 2021 produksi berhasil mencapai angka tertinggi 102.637 unit. Tapi satu bulan setelahnya, langsung turun 9,7 persen menjadi 93.575 unit.

Kondisi ini semakin parah pada Mei 2021 yang anjlok 32 persen jadi 63.636 unit. Angka tersebut bahkan lebih rendah dari pencapaian awal tahun dengan rata-rata 75.000 unit.

Sedangkan permintaan pasar dalam negeri yang diwakili oleh data penjualan ritel, trennya meningkat dan cenderung stabil. Yaitu dari 77.515 unit pada Maret 2021 ke 79.499 unit di April 2021.

Kemudian satu bulan setelahnya, penurunan pasar hanya 19,3 persen menjadi 64.175 unit.

Masih berdasarkan laporan Gaikindo, hampir semua merek mengalami penurunan produksi, terutama pabrikan yang mendapat relaksasi PPnBM.

Baca juga: Pasar LCGC Anjlok di Mei 2021, Berikut Mobil Terlarisnya

Ilustrasi produksi mobil Toyota Fortuner di pabrik TMMIN di Karawang, Jawa Barat.Istimewa Ilustrasi produksi mobil Toyota Fortuner di pabrik TMMIN di Karawang, Jawa Barat.

Toyota dan Mitsubishi Motors misalnya, yang tercatat menurun 37,2 persen dan 40 persen secara bulanan masing-masing. Kemudian Suzuki turun 47,9 persen, Honda 52,4 persen, serta Daihatsu 90,9 persen.

Data tersebut sesuai dengan keadaan pasar, di mana salah satu tenaga penjual mobil Mitsubishi mengatakan bahwa saat ini inden Xpander masih sekitar dua bulan.

Hal serupa juga ditemui Kompas.com saat berbincang bersama wiraniaga Suzuki terkait antrean XL7. Tapi mereka meyakini bila perseroan tengah menambah kapasitas produksi.

Baca juga: Alasan Penerapan PPnBM 0 Persen di Tengah Polemik Pajak Sembako

"Kalau untuk Toyota Raize TSS, itu permintaannya sangat tinggi. Tapi karena terkendala supply, delivery mencapai 8-12 bulan," kata Operational Manager Auto2000, Riki Rusdiono kepada Kompas.com belum lama ini.

Meski demikian, total kumulatif produksi kendaraan roda empat atau lebih sepanjang Januari–Mei 2021 mengalami pertumbuhan 17,4 persen dibandingkan tahun lalu.

Secara volume, peningkatannya ialah dari 351.954 unit menjadi 413.116 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau