Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER OTOMOTIF] Rossi Tak Paham Setting Motornya | Arogansi Pengemudi Lamborghini

Kompas.com - 12/05/2021, 06:02 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Valentino Rossi belum tampil kompetitif sejak mengganti kepala mekaniknya musim lalu.

Di musim ini, prestasi terbaiknya bahkan hanya finis di urutan ke-12. Sejak musim lalu, kepala mekanik Rossi berganti menjadi David Munoz dari Silvano Galbusera (Galbi). Munoz sendiri belum punya pengalaman sebelumnya di kelas utama.

Banyak yang meyakini Rossi dan kepala mekaniknya membuat terlalu banyak ubahan pada YZR-M1. Tapi, Rossi mengaku tidak mengetahui detail apa yang terjadi pada motornya.

Selain itu, ada juga soal arogansi pengemudi Lamborghini di kompleks perumahan jelang dini hari yang tengah viral di media sosial.

Video seorang pengemudi mobil supercar Lamborghini yang sengaja menyalakan mesin dengan putaran (RPM) tinggi atau sedang menggeber mesin di kompleks perumahan Taman Polonia 1, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 23.00 WIB.

Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram Berita Kota Medan, terlihat seorang warga yang menyampaikan aksi protes sambil memperlihatkan jam tangannya kepada pengemudi Lamborghini yang membuat keributan dengan menggeber mobil sport yang memang sudah dibekali knalpot racing.

Namun, bukannya mendapat permintaan maaf, pengemudi mobil mewah dengan nopol B 35 ST itu justru semakin menggeber mobilnya. Akibatnya, suara bising dari mobil semakin menggelegar, sampai meletup-letup api dari knalpotnya.

Penasaran seperti apa, berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Selasa, 11 Mei 2021:

1. Kepala Mekanik Baru, Rossi Jadi Tak Paham Setting Motornya

Valentino RossiFoto: Twitter @automobilsport Valentino Rossi

Rossi menambahkan, dengan Galbi, dirinya sama-sama sering melihat data bersama dan juga pada apa yang dilakukan pebalap Yamaha lainnya. Dia tahu banyak tentang setting motor.

"Tapi, David bilang pada saya, saya harus lebih berkonsentrasi pada balapan. Sebab, caranya bekerja berbeda. Kami mencobanya. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi pada motor ketika bicara soal set up atau setidaknya saya lebih tahu sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Rossi.

Menurut Rossi, ban Michelin sangat soft dan untuk itu mungkin saja butuh gaya balap yang berbeda atau setting berbeda. Rossi pun penasaran hasil dari strategi tersebut.

Baca juga: Kepala Mekanik Baru, Rossi Jadi Tak Paham Setting Motornya

2. Arogansi Pengemudi Lamborghini di Kompleks Perumahan Jelang Dini Hari

Pengemudi Lamborghini geber mobil di malam hariinstagram.com/beritakotamedan Pengemudi Lamborghini geber mobil di malam hari

Terkait hal ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tindakan warga tersebut tidak dibenarkan, tetapi bisa dimengerti.

“Kalau sekarang masyarakat marah, kita lihat ialah bentuk keresahan masyarakat. Sebab, orang yang geber-geber itu sudah miskin empati dan itu menimbulkan pelanggaran lain,” ujar Jusri kepada Kompas.com belum lama ini.

Jusri melanjutkan, apalagi jika aksi tersebut dilakukan dengan menggunakan knalpot racing. Terlebih lagi, jika menggeber-geber maka pastinya bakal mengganggu orang lain.

Baca juga: Arogansi Pengemudi Lamborghini di Kompleks Perumahan Jelang Dini Hari

3. Mitos atau Fakta, Mobil Matik Mogok Tidak Boleh Didorong

Sistem transmisi matik milik Chevrolet Trax.Kompas.com/Alsadad Rudi Sistem transmisi matik milik Chevrolet Trax.

Mobil dengan transmisi otomatis (mobil matik) semakin banyak diminati oleh konsumen Indonesia. Operasional yang lebih praktis serta semakin padatnya kondisi jalan membuat mobil matik punya keunggulan ketimbang opsi transimsi manual.

Bagi pengguna mobil transmisi ini, ada yang perlu diperhatikan yakni penanganan mobil matik mogok oleh pengemudi.

Tindakan mobil yang mogok untuk transmisi matik dan manual tentu saja berbeda. Mobil matik mogok, tidak disarankan untuk didorong secara biasa layaknya mobil manual.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Matik Mogok Tidak Boleh Didorong

4. Kebiasaan Jepang, Pakai Lampu Hazard untuk Bilang Terima Kasih

Ilustrasi Lampu Hazard yang menyala saat kondisi hujanGrid.id Ilustrasi Lampu Hazard yang menyala saat kondisi hujan

Saat mengendarai mobil, cara berkomunikasi dengan mobil lain bisa dengan klakson atau lampu. Salah satu kebiasaan yang unik adalah menggunakan lampu hazard untuk bilang terima kasih.

Belum lama ini, viral video di media sosial yang memperlihatkan mobil menggunakan lampu hazard setelah diberikan jalan oleh mobil lain.

Dalam video yang diunggah oleh @awreceh.id, dikatakan bahwa kebiasaan tersebut banyak dilakukan oleh orang Jepang.

Baca juga: Kebiasaan Jepang, Pakai Lampu Hazard untuk Bilang Terima Kasih

5. Saat Menyalakan Mesin Motor Injeksi Harus Nunggu Lampu Indikator Mati?

Lampu indikator malfungsi atau Malfunction Indicator Lamp pada speedometer motor HondaDok. AHM Lampu indikator malfungsi atau Malfunction Indicator Lamp pada speedometer motor Honda

Sepeda motor dengan mesin berteknologi injeksi dibekali banyak lampu indikator pada panel instrumennya.

Lampu-lampu indikator ini akan menyala bersamaan saat kunci kontak diputar pada posisi on. Selang beberapa detik, beberapa lampu indikator tersebut akan mati dan ada yang tetap menyala.

Lantas, apakah benar bahwa untuk menyalakan mesin motor injeksi wajib menunggu beberapa lampu indikator tersebut mati terlebih dulu?

Baca juga: Saat Menyalakan Mesin Motor Injeksi Harus Nunggu Lampu Indikator Mati?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com