JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020, telah menyebabkan penurunan signifikan pada volume kendaraan di jalan. Merebaknya virus mengharuskan banyak orang tidak bepergian dan menjaga jarak fisik.
Kondisi ini sedikit banyak berpengaruh pada angka kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Adira Insurance pun coba melakukan studi pemetaan profil keselamatan jalan di 15 kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia melalui Road Safety Behavior Research.
Riset ini berfokus pada perilaku berkendara masyarakat Indonesia yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Baca juga: Perbandingan Harga Segmen SUV Kompak, CX-3 dan HR-V Beda Rp 2 Jutaan
“Kesadaran dan perilaku mengemudi yang aman sangat penting dalam mendukung keselamatan jalan. Hal ini harus menjadi perhatian oleh semua pihak,” ujar Wayan Pariama, Direktur Adira Insurance, dalam keterangan tertulis (31/3/2021).
“Kami senantiasa berkomitmen untuk dapat berkontribusi dalam mendukung dan menggalakkan peningkatan keselamatan jalan di Indonesia,” kata dia.
Riset yang dilakukan Adira Insurance ini berfokus pada aspek perilaku masyarakat, yang dilakukan dalam periode tiga bulan sejak Oktober 2020.
Baca juga: Toyota Bikin Yaris Cross Jadi Lebih Gagah untuk Bertualang
Riset tersebut melibatkan 1.500 responden di 15 kota besar seperti DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.
Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata indeks keselamatan berkendara di Indonesia mencapai 76 persen.
Nilai tersebut didapat dari aspek pengetahuan (knowledge) mencapai 87 persen, aspek sikap (attitude) mencapai 83 persen serta aspek perilaku (behavior) memiliki indeks terendah yaitu 58 persen.
Baca juga: Mudik Dilarang, Tapi Bina Marga Tetap Siapkan Jalur Lebaran
"Kami berharap riset ini dapat membantu mendefinisikan indeks keselamatan berkendara dari pemetaan profil berkendara masyarakat Indonesia dan mengukur risiko dari perilaku masyarakat Indonesia di jalan," kata Wayan.
Sementara itu, Berdasarkan data Polda Metro Jaya Bidang Lalu Lintas, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) sepanjang 2020 menurun hingga 7.565 kasus.
Jika melihat angkanya, telah terjadi penurunan sekitar 15 persen, dibandingkan pada 2019 yang terjadi sebanyak 8.877 kasus.
Baca juga: Tak Perlu Datang ke Samsat, Bulan Depan Bayar Pajak Kendaraan Cukup dari Ponsel
Meskipun angka ini turun dari angka sebelum pandemi, namun masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan penurunan volume kendaraan di jalan raya.
Kasidukdikmas Subditdikmas Ditkamsel Korlantas Polri AKBP Danang Sarifudin, mengatakan, risiko kecelakaan tidak hanya bergantung pada situasi lalu lintas.
"Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi akibat kelalaian pengemudi, teknik berkendara yang salah, tidak mematuhi etika berkendara, dan juga faktor kesehatan jasmani dan rohani si pengemudi," ucap Danang.
Baca juga: BMW Luncurkan C400X dan C400GT Model 2021, buat Jegal Xmax dan Forza
Menurut Danang, faktor manusia masih menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas terbesar yang berkaitan dengan kemampuan serta karakter pengemudi. Kemudian diikuti dengan faktor prasarana dan lingkungan, serta faktor kendaraan.
“Salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah perilaku pengemudi yang tidak aman,” kata Danang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.