Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Lapisan Fabric dan Kulit Sintetis pada Bus AKAP

Kompas.com - 10/12/2020, 09:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ada dua bahan pelapis kursi yang biasa digunakan untuk kursi bus, fabric dan kulit sintetis. Kedua bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Fabric memiliki bahan yang awet namun perawatannya sulit, sedangkan kulit sintetis perawatannya mudah namun mudah pecah. Oleh karena itu, saat ini beberapa perusahaan otobus mengkombinasikan kedua bahan ini pada kursi busnya.

Marketing Rimba Kencana, pembuat kursi bus, Yohan Wahyudi mengatakan, kedua bahan ini memang punya kelebihan dan kekurangannya, dengan mengombinasi kedua bahan, harapannya kursi bisa menjadi lebih awet.

Baca juga: Honda PCX Hybrid Berubah Nama Jadi e: HEV

kabin busKompas.com/Fathan Radityasani kabin bus

“Mengombinasi kedua bahannya ini bisa memenuhi untuk tahan kutu dan nyaman diduduki. Serta area yang mudah pecah jika memakai bahan kulit bisa diganti dengan bahan fabric,” ucap Yohan kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2020).

Misalnya kursi terbaru milik PO ANS, memakai gabungan bahan fabric dan kulit sintetis. Bahan kulit berada di bagian tengah sandaran kepala, penyokong punggung, bagian pinggir pantat dan leg rest.

Baca juga: Mantan Bos Honda Tuding Dua Orang Bikin Cedera Marquez Makin Parah

“Untuk kenyamanan, posisi yang fabric ada di tengah dan di area kepala dan telinga. Dipasang di bagian telinga karena banyak dipegang saat orang lewat, kalau pakai bahan kulit akan mudah retak,” kata Yohan.

Bahan fabric sendiri yang ditempatkan di tengah karena keunggulannya mempertahankan suhu. Jadi apabila suhu dingin tidak langsung dingin dan begitu juga kalau dijemur di tempat panas tidak langsung panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com