Padahal, menurut Oke, penggunaan rem saat berkendara sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan juga jalan yang dilewati.
Baca juga: Bisakah SIM Gantikan KTP Saat Bayar Pajak Kendaraan?
“Penggunaan rem belakang dilakukan saat menurunkan kecepatan saja dan motor tetap bergerak atau menyesuaikan kebutuhan kecepatan dengan sekitarnya,” tutur Oke.
Jika selalu mengandalkan rem belakang saja maka jarak pengereman yang dihasilkan lebih panjang dibanding dengan menggunakan kedua rem secara bersamaan.
“Ini menjadi potensi bahaya jika ruang yang tersedia untuk mengerem hingga berhenti terbatas. Gunakan prosedur pengereman yang benar, sehingga lebih aman dan potensi bahaya rendah,” ujarnya.
3. Memutar gas sambil melakukan pengereman
Tidak sedikit pengendara motor matik yang masih mempunyai kebiasaan memutar gas sambil melakukan pengereman.
Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan keseimbangan saat berkendara, terutama ketika berkendara dalam kecepatan rendah.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan
Menurut Oke, kebiasaan tersebut bisa berakibat pada komponen pengereman seperti kampas rem serta kopling juga akan lebih cepat aus.
“Untuk mendapatkan keseimbangan saat berkendara perlu latihan. Yakni cara mengolah keterampilan berkendara tanpa kaki turun di kecepatan ekstra rendah atau sangat pelan,” ujarnya.
4. Melakukan pengereman mendadak
Melakukan pengereman sebaiknya juga disesuaikan dengan kondisi lalu lintas sekitar. Hanya saja, masih banyak pengendara motor matik yang tidak menggunakan prediksi saat berkendara.
Mereka cenderung hanya mengandalkan respons terhadap apa yang ada di depannya, sehingga pengendara terbiasa mengandalkan rem secara mendadak untuk bereaksi.
“Akibatnya potensi roda kehilangan cengkraman dengan aspal sangat tinggi dan mengalami ngepot (slide) dan bisa berujung jatuh bahkan terlibat kecelakaan,” kata Oke.
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
Hal ini dikarenakan kompon ban akan cepat terkikis oleh permukaan jalan sehingga ban
akan lebih cepat habis alurnya.
“Saat berkendara gunakan pandangan mata minimal sejauh 20 meter ke depan untuk
mengumpulkan informasi selengkap dan seluas mungkin, sehingga mampu mengolah merumuskan prediksi bahaya yang bisa terjadi di depan,” ujarnya.