Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kesalahan yang Masih Sering Dilakukan Pengendara Motor Matik

Kompas.com - 26/11/2020, 09:12 WIB
Ari Purnomo,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Motor bertransmisi otomatis atau skuter matik (Skutik) memang menjadi kendaraan roda dua paling populer saat ini.

Tidak heran jika peminat sepeda motor matik ini semakin mendominasi pasar kendaraan roda dua.

Kemudahan dalam pengoperasiannya hingga kenyamanan ketika membawa barang menjadi salah satu alasan para konsumen.

Meski terkesan mudah, ternyata masih banyak pengendara Skutik yang melakukan kesalahan saat berkendara.

Baca juga: Jika SIM Hilang, Pemilik Harus Bikin Baru Lagi?

Ini kesalahan yang sering dilakukan pengendara motor matik

Ilustrasi motorOtomania/Setyo Adi Ilustrasi motor

1. Berakselerasi dengan cepat

Mengendarai Skutik memang tidak sama dengan motor semi manual atau yang menggunakan kopling, terutama ketika berakselerasi.

Hanya saja, masih banyak yang memperlakukan motor matik layaknya motor manual yakni dengan menarik gas secara spontan saat berakselerasi.

Safety Riding Supervisor Astra Motor Jateng Oke Desiyanto mengatakan, kebiasaan ini berakibat terhadap komponen mesin, transmisi dan juga ban akan menjadi cepat aus.

Baca juga: Catat, Ini Syarat dan Biaya Mengurus SIM yang Hilang

“Ini karena selalu mendapat stres (tekanan berlebihan) berulang-ulang. Sebaiknya, dibiasakan membuka gas selalu dengan cara mengurut (bertahap), sehingga kecepatan sesuai dengan kebutuhan,” katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Dengan berakselerasi secara perlahan, Oke menambahkan, membantu mesin mendapatkan pembakaran yang optimal.

Sehingga lebih irit bahan bakar dan komponen lebih awet karena tidak mengalami stres secara berulang.

mengerem empat jariKompas.com/Fathan Radityasani mengerem empat jari

2. Mengandalkan rem belakang

Kesalahan yang juga sering dilakukan oleh pengendara skutik adalah hanya mengandalkan rem belakang saja.

Alasannya, tidak sedikit pengendara terutama perempuan yang khawatir ketika menggunakan rem depan motor akan tergelincir dan terjatuh.

Padahal, menurut Oke, penggunaan rem saat berkendara sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan juga jalan yang dilewati.

Baca juga: Bisakah SIM Gantikan KTP Saat Bayar Pajak Kendaraan?

“Penggunaan rem belakang dilakukan saat menurunkan kecepatan saja dan motor tetap bergerak atau menyesuaikan kebutuhan kecepatan dengan sekitarnya,” tutur Oke.

Jika selalu mengandalkan rem belakang saja maka jarak pengereman yang dihasilkan lebih panjang dibanding dengan menggunakan kedua rem secara bersamaan.

“Ini menjadi potensi bahaya jika ruang yang tersedia untuk mengerem hingga berhenti terbatas. Gunakan prosedur pengereman yang benar, sehingga lebih aman dan potensi bahaya rendah,” ujarnya.

Mengerem sepeda motor ada teorinya.mpm-motor.co.id Mengerem sepeda motor ada teorinya.

3. Memutar gas sambil melakukan pengereman

Tidak sedikit pengendara motor matik yang masih mempunyai kebiasaan memutar gas sambil melakukan pengereman.

Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan keseimbangan saat berkendara, terutama ketika berkendara dalam kecepatan rendah.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

Menurut Oke, kebiasaan tersebut bisa berakibat pada komponen pengereman seperti kampas rem serta kopling juga akan lebih cepat aus.

“Untuk mendapatkan keseimbangan saat berkendara perlu latihan. Yakni cara mengolah keterampilan berkendara tanpa kaki turun di kecepatan ekstra rendah atau sangat pelan,” ujarnya.

Ilustrasi motor matikStanly/Otomania Ilustrasi motor matik

4. Melakukan pengereman mendadak

Melakukan pengereman sebaiknya juga disesuaikan dengan kondisi lalu lintas sekitar. Hanya saja, masih banyak pengendara motor matik yang tidak menggunakan prediksi saat berkendara.

Mereka cenderung hanya mengandalkan respons terhadap apa yang ada di depannya, sehingga pengendara terbiasa mengandalkan rem secara mendadak untuk bereaksi.

“Akibatnya potensi roda kehilangan cengkraman dengan aspal sangat tinggi dan mengalami ngepot (slide) dan bisa berujung jatuh bahkan terlibat kecelakaan,” kata Oke.

Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya

Hal ini dikarenakan kompon ban akan cepat terkikis oleh permukaan jalan sehingga ban
akan lebih cepat habis alurnya.

“Saat berkendara gunakan pandangan mata minimal sejauh 20 meter ke depan untuk
mengumpulkan informasi selengkap dan seluas mungkin, sehingga mampu mengolah merumuskan prediksi bahaya yang bisa terjadi di depan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com