Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Elektrifikasi di Tengah Pandemi, Tren Hingga Kebijakannya

Kompas.com - 20/11/2020, 18:31 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah menggalakkan program percepatan era elektrifikasi kendaraan bermotor meski di tengah pandemi virus corona alias Covid-19.

Hal ini terbukti dari terbitnya berbagai kebijakan pendukung (juklak dan juknis), peta jalan kementerian perindustrian untuk elektrifikasi, sampai kerja sama baru untuk menciptakan ekosistem bagi kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Namun, kondisi pasar otomotif sepanjang tahun 2020 sedang mengalami perlambatan. Sektor keuangan atau pembiayaan sebagai penopang utama penjualan mobil baru tak ayal terpuruk.

Baca juga: Anomali Mobil Elektrifikasi di Tengah Pandemi

Akibatnya, seleksi atas pengajuan kredit pembelian mobil baru diperketat meski tak dimungkiri Bank Indonesia menyebut uang muka untuk mobil listrik ialah nol persen.

Di samping itu, sesuai amanat pemerintah yang tercantum pada Perpres 55/2019 produsen otomotif mulai menghadirkan mobil listrik mulai dari berteknologi hibrida, plug-in hybrid, sampai listrik murni.

Ragam paket investasi yang berkesinambungan pun turut terkucur seperti Toyota Group (Toyota, Daihatsu, dan Hino) hingga 2023, pabrik baterai CATL, sampai Hyundai.

Berdasarkan catatan Kompas.com, setidaknya ada 11 mobil elektrifikasi yang sudah dipasarkan di Indonesia sampai saat ini mulai dari Rp 500 jutaan hingga tembus Rp 1 miliar.

Namun, kesiapan infrastruktur untuk BEV dan PHEV masih belum terpenuhi untuk mencapai ekosistem yang ideal.

Baca juga: Kenapa Pengguna Moge Suka Geber Gas?

Belum lagi, ada tuntutan perubahan budaya pengguna produk otomotif dalam penggunaan mobil elektrifikasi. Perubahan budaya ini bisa disebut dari hal terkecil seperti kebiasaan isi bensin yang butuh waktu lima menit jadi cas baterai minimal 30 menit.

Proses perawatan mobil elektrifikasi pun butuh edukasi panjang pada sumber daya manusia yang bekerja di sektor pendukung utama seperti bengkel. Maka, peralihan ini butuh penyesuaian tersendiri dalam jangka menengah dan panjang.

Pertanyaannya, apakah minat serta kekaguman pada mobil elektrifikasi cukup membuat teknologi ini eksis di Indonesia terkhusus tahun ini? Berikut ulasan lengkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
China Minta AS Cabut Perintah Terkait Minyak Asal Venezuela
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau