Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2020, 13:41 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kendaraan yang diproduksi oleh pabrikan mempunyai rasio kompresi yang berbeda-beda.

Tingkat rasio inilah yang akan mempengaruhi penggunaan jenis bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai.

Mengingat, bensin yang dipasarkan di Indonesia mempunyai Research Octane Number (RON) yang berbeda-beda mulai dari RON 88 hingga RON di atas 90.

Semakin tinggi rasio kompresi kendaraan maka bahan bakar yang digunakan juga akan mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

Begitu pula sebaliknya, jika kendaraan memiliki rasio kompresi lebih rendah maka bensin yang digunakan cukup dengan RON rendah.

Sejumlah pengendara mengisi bahan bakar di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2017). KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah pengendara mengisi bahan bakar di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2017).

Hanya saja, kadang pemilik kendaraan memilih menggunakan BBM dengan oktan tinggi meskipun rasio kompresinya rendah.

Tentunya dengan berbagai alasan yang dipercaya seperti performa mesin akan lebih baik, irit dan juga membersihkan ruang mesin.

Lalu apakah, bensin dengan oktan tinggi cocok dipakai untuk setiap jenis kendaraan? Executive Coordinator Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, penggunaan BBM dengan oktan yang tidak sesuai dengan rasio kompresi memang bisa dilakukan.

Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya

Akan tetapi, hasilnya tidak akan bisa maksimal seperti ketika bahan bakar yang digunakan sesuai dengan rasio kompresi.

“Bisa dikatakan bukan tidak cocok, namun tidak efisien secara maksimal baik dari sisi spesifikasi maupun harganya,” kata Bambang kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awetKompasOtomotif Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awet

Hal ini karena BBM dengan oktan tinggi dan dipakai untuk mesin yang berkompresi tinggi bisa menghasilkan tenaga yang maksimal.

Dengan begitu, maka penggunaan bahan bakar juga bisa menjadi lebih irit dibandingkan dengan penggunaan bensin yang tidak sesuai.

“Tetapi jika rasio kompresi rendah menggunakan oktan tinggi, maka power yang dihasilkan akan terbatas atau tidak dapat memaksimalkan potensi bahan bakar yang digunakan,” ujarnya.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia

Terpisah, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan hal yang sama.

Menurutnya, penggunaan bensin dengan oktan yang tinggi memang bisa dilakukan untuk setiap jenis kendaraan.

“Bisa saja, tapi mungkin saja tidak cocok sama mesinnya, yang bagus penggunaan bahan bakar sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan,” kata Didi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com