Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Bos Nissan, Komentar Soal Isu Merger dengan Honda

Kompas.com - 22/12/2024, 16:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Sumber Carscoops

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn, yang sempat terlibat dalam skandal pada 2019, angkat bicara mengenai isu rencana merger antara Nissan dan Honda.

Menurut Ghosn, Honda sebenarnya tidak terlalu antusias dengan kolaborasi ini, namun tertekan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) untuk melakukannya.

Baca juga: Mobil Mogok di Lanjur Contraflow, Segera Lakukan Ini

"Ini adalah langkah yang sangat terdesak," kata Ghosn, seperti dilansir dari Carscoops, Minggu (22/12/2023).

Nissan Gallery pertama di ASEAN dan IndonesiaNMDI Nissan Gallery pertama di ASEAN dan Indonesia

"Ini bukan kesepakatan yang pragmatis, karena sinergi antara kedua perusahaan sulit ditemukan. Tidak ada hubungan komplementer yang signifikan antara mereka. Mereka berada di pasar yang sama dengan produk yang hampir identik, dan merek mereka pun sangat mirip," jelasnya.

Ghosn menyebutkan bahwa upaya Nissan untuk merger dengan Honda merupakan langkah putus asa karena penurunan penjualan yang dialami Nissan.

"Jadi, dalam arti tertentu, ini adalah langkah putus asa Nissan untuk mencari masa depan," lanjut Ghosn.

Baca juga: PLN Tempatkan Petugas di SPKLU Rest Area Selama Nataru

"Sementara itu, dari sisi Honda, sepertinya mereka tidak terlalu bersemangat tentang langkah ini, tetapi Anda harus memperhitungkan pengaruh METI di Jepang," katanya.

Nissan.thedrum.com Nissan.

Ghosn berpendapat bahwa METI menekan Honda untuk melakukan kesepakatan ini, dengan alasan untuk menjaga kelangsungan hidup salah satu merek besar Jepang.

"Setelah tinggal di Jepang selama bertahun-tahun, saya tahu betul seberapa besar pengaruh METI," kata Ghosn.

Baca juga: Jalur Alternatif di Sayung dan Kaligawe Bila Terjadi Banjir Rob

"Menurut saya, tidak ada logika industri di balik kesepakatan ini, tetapi ada kalanya Anda harus memilih antara kinerja dan kontrol. Jelas, bila Anda bisa mendapatkan keduanya, itu lebih baik. Namun ada saat-saat ketika Anda harus memilih, dan dalam hal ini, METI lebih memilih kontrol daripada kinerja," ujarnya.

Meski pernyataan Ghosn mungkin bisa dianggap kurang valid mengingat dia merupakan mantan CEO yang kecewa dengan Nissan, ia tetap memiliki wawasan yang tajam mengenai situasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau