Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Bus Oleng, Bahayakan Pengguna Jalan Lain

Kompas.com - 31/07/2020, 09:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini, sering terlihat rekaman di media sosial mengenai bus yang berjalan sambil zig-zag. Efeknya, bodi bus terlihat goyang ke kanan dan kiri, biasa disebut juga dengan oleng.

Padahal melakukan hal tersebut di jalan raya, bisa membahayakan untuk pengguna jalan lain. Bus yang memiliki beban yang besar serta dimensinya yang tinggi, rawan untuk terguling jika melakukan hal tersebut.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, dinamika pada saat kendaraan bergerak dalam kecepatan tertentu, akan mengurangi keseimbangan atau stabilitas kendaraan.

Baca juga: Mitsubishi Ingin Jual Xpander Hybrid dengan Harga Terjangkau

Mitsubishi H 1413 BB mengalami kecelakaan hingga seorang meninggalKOMPAS.com/IST Mitsubishi H 1413 BB mengalami kecelakaan hingga seorang meninggal

“Apalagi pada kendaraan yang memiliki pusat berat yang tinggi seperti bus, truk, ataupun SUV. Berdasarkan prinsip fisika, semakin tinggi pusat berat, maka makin rentan kestabilannya atau labil,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Jadi kendaraan yang memiliki dimensi besar dan tinggi, cenderung akan mudah kehilangan kestabilannya. Kendaraan yang bergerak labil memiliki kemungkinan untuk kecelakaan atau minimal hilang kendali.

“Pada saat dia bergerak, ada momentum dan inersia. Ketika momentum terlalu besar dan tidak bisa diakomodasi oleh kendaraan, maka bisa hilang kendali,” kata Jusri.

Baca juga: Mobil Transmisi Matik Berhenti di Lampu Merah, Oper Gigi ke N atau D?

Hilang kendali di sini mulai dari traksi yang lepas, ataupun kemampuan suspensinya yang tidak mampu menahan berat. Kalau misalnya sistem kendali seperti ban dan suspensi kendaraan tersebut tidak mampu menahan, kendaraan bisa terbalik.

“Jadi ketika dia melakukan oleng dan aman saja, itu bukan karena pengemudinya skillful, tetapi hanya beruntung saja,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com