Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tabrak Lari Petugas PPSU, Ini Kata Penggiat Keselamatan

Kompas.com - 27/07/2020, 08:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus tabrak lari hingga menyebkan kematian kembali menimpa anggota Pekerja Penanganan Sarana dan Prasaran Umum (PPSU) pekan lalu.

Korban yang diketahui bernama Taka (43), di tabrak seorang pengendara sepeda motor saat sedang membersihkan jalan di ruas Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Hingga saat ini, kepolisian masih melacak pemotor yang tega meninggalkan korban tergeletak di jalan. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut angkat bicara menyampaikan nada geramnya di media sosial.

Baca juga: Jalan yang Tak Memadai Bisa Sebabkan Kecelakaan Lalu Lintas

"Hai kau Pengecut...!! Dari persembunyianmu, kau buka berita-berita online. Carilah berita soal petugas PPSU Jakarta," tulis Anies dalam akun instagram @aniesbaswedan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Hai kau Pengecut...!! Dari persembunyianmu, kau buka berita-berita online. Carilah berita soal petugas PPSU Jakarta. Lalu... Lihatlah wajah Cantika, bayi 3 bulan, ia kini yatim Lihatlah wajah anak Melati, ia kini yatim Lihatlah wajah istrinya, ia kini janda Mereka adalah istri dan anak dari petugas kebersihan yang kau hajar dengan motormu tadi pagi. Dia terkapar, tak lagi bernyawa. Dan kau ngacir... lari!! Menghinakan Ibumu, orang tuamu. Seakan ibumu, ayahmu tidak pernah mendidikmu soal tanggung jawab. Kau tinggalkan ia terkapar di jalanan, kau pikir yang kau tabrak itu gelondongan kayu!?? Ketahuilah, dia manusia, namanya Taka. Umurnya 43 tahun. Dia adalah ayah, dia suami. Dia pekerja keras. Dia berjuang untuk keluarganya. Tiap pagi, jam 3 dini hari dia berangkat dari rumah. Dia membersihkan jalanan disaat mayoritas masih terlelap. Sejak pagi air mata istri dan anaknya mengalir. Bayi umur 3 bulan ini digendong dan ditatap sendu oleh ibunya. Bayi itu terus menerus senyum, tidak ada suara tangis darinya; seakan menghibur ibunya yang sedang runtuh perasaannya, menghibur kakaknya yang sedang duka tak terbatas. Bayi itu dinamai ayahya: Cahaya Cantika. Bayi itu kelak hanya bisa lihat foto ayahnya. Keluarga amat sederhana itu siang tadi pulang ke Indramayu, membawa pulang jenazah suami dan ayahnya. Ratusan petugas PPSU ikut melepas. Bayi Cantika digendong ibunya, duduk di kursi depan. Saat sirene berbunyi, kendaraan bergerak, dan suasana haru memuncak. Taka diantar pulang ke kampung halaman untuk selamanya... Hai Kau penabrak lari... Datangi kami, laporkan diri. Ambil tanggung-jawab. Mintalah maaf dari keluarganya dan ampun dariNya. Lalu, hadapi hukum dan pengadilan di tanah ini. Semoga itu bisa meringankan bebanmu. Tapi kalau Kau terus sembunyi. Ingat, Kau mungkin bisa melarikan diri dari tanggung-jawab di dunia, tapi ingat kau tidak akan bisa lepas dari tanggung-jawab di hadapan Allah Sang Maha Menghakim, Al Hakam. Jangan harap kau bisa ngacir dari pengadilanNya. Buat kita semua, doakan Taka. Doakan keluarganya. Allahyarham Taka ditinggikan derajatnya di sisi Allah, dimuliakan tempatnya, dan dilipatgandakan hitungan pahala atas setiap amalnya. #ABW

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on Jul 23, 2020 at 5:52am PDT

Menanggai kejadian ini, beberapa penggiat keselamatan dalam dunia otomotif ikut menyesali soal kejadian tersebut. Apalagi pelakunya hingga saat ini masih lenggang dan lepas tanggung jawab dari perbuatannya.

Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada pelajaran dari kejadian tersebut yang perlu menjadi perhatian serius dari pihak yang menjalankan PPSU, yakni soal teknis Standar Operasional Prosedur atau SOP.

Baca juga: Cikal Bakal Maung Pindad, Berawal dari Bima M-31

"Memang miris dan ini bukan yang pertama, karena tahun lalu ada kejadian serupa juga kalau tidak salah. Tapi yang penting itu sekarang bagaimana menyikapi agar ke depan tidak kejadian lagi, perlu menjadi perhatian soal SOP ketika mereka bekerja seperti apa," ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (26/7/2020).

Petugas PPSU yang siaga menjaga kebersihan Jakarta di Malam Takbir, Kamis (14/6/2018)STANLY RAVEL Petugas PPSU yang siaga menjaga kebersihan Jakarta di Malam Takbir, Kamis (14/6/2018)

SOP yang dimaksud Sony tak lain mengenai masalah atribut keselamatan yang digunakan PPSU ketika bekerja. Terutama untuk anggota yang melakukan kebersihan di sektor-sektor rawan layaknya jalan raya.

Mengingat bahayanya sangat tinggi, sudah tentu secara kelengkapan wajib diperhatikan oleh pihak yang memperkerjakan para PPSU tersebut. Mulai dari vest khusus yang memiliki reflektor, kelengkapan rambu-rambu beberapa meter sebelum pengerjaan, helm, sampai satu kendaraan swiper yang berguna untuk menghalau lalu lintas.

"Kelengkapan itu harus dilihat juga, artinya apakah saat petugas PPSU itu bekerja hal-hal yang jadi SOP ikut dijalankan. Ini penting dan tidak bisa dianggap sepele, karena itu semua disiapkan untuk menekan risiko-risiko yang ada di jalan," kata Sonny.

Senada dengan Sony, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengungkapkan hal yang sama.

Baca juga: 4 Trik Sederhana Perkecil Kemungkinan Motor Dicuri Saat Parkir

Menurut Jusri, pengelola atau dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI harus bisa mengambil sikap dengan lebih memperhatikan masalah keselamatan, minimal dengan menjalankan SOP yang ada.

Petugas PPSU membersihkan sampah yang ditinggalkan massa peserta aksi Hari Buruh Internasional di Jalan Jenderal Sudirman kawasan Tosari, Rabu (1/5/2019)?KOMPAS.com/ARDITO RAMADHAN D Petugas PPSU membersihkan sampah yang ditinggalkan massa peserta aksi Hari Buruh Internasional di Jalan Jenderal Sudirman kawasan Tosari, Rabu (1/5/2019)?

"Jangan mereka yang bekerja membersihkan jalan, namanya jalan raya itu kita sudah pahami berasama merupakan medan berbahaya untuk semua orang, termasuk pengemudi kendaraan bermotor juga, mereka yang sudah berhati-hati dalam berkendara saja masih menjadi korban," ucap Jusri.

"Ada baiknya ditingkatkan standar keselamatannya, bikin agar para pekerja benar-benar aman saat menjalankan tugaas. Jadi harus sangat disadari bila pekerjaan mereka, terutama yang membersihkan jalan raya memang suka tidak suka taruhannya nyawa setiap saat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau