JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini penggunaan alat penghemat bahan bakar berjenis kapastior pada mobil sudah banyak di jual di pasaran. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1 jutaan.
Pemilik kendaraan sebaiknya berhati-hati jika menggunakan alat tersebut.
Pasalnya, alat penghemat bahan bakar jenis kapasitor bisa menimbulkan risiko pada mobil. Terparahnya, bisa membuat mobi terbakar karena terjadi korsleting di sistem kelistrikan.
Baca juga: Ketahui Ini Bahaya Jok Mobil dari Material Fabric
Service Head Auto2000 Bekasi, Sapta Agung Nugraha, membenarkan hal tersebut. Menurutnya alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan model kapasitor yang dipasang pada kendaraan melalui mekanisme kelistrikan kendaraan berpotensi bahaya.
“Sebab alat tersebut menggunakan jalur-jalur kelistrikan kendaraan yang sudah di desain standar. Apabila kelistrikan, kabel-kabel terpasang instalasi lain tentunya akan menganggu kinerja kelistrikan utama,” ujar Sapta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).
Baca juga: 3 Aspek Penting dalam Modifikasi Jok Mobil yang Sering Dilupakan
Terutama jika alat tersebut dipasang di sekitar area mesin. Kualitas yang kurang bagus dan kumpulan kapasitor yang selalu ON atau menyala bisa cepat meledak dan menjadi penyebab ternjadinya kebakaran.
Pemasangan alat penghemat bahan bakar baik di area mesin ataupun pada kabin mobil sangat tidak disarankan, karena risikonya yang sangat tinggi.
“Sebenarnya kalau untuk efisiensi bahan bakar, kendaraan sekarang sudah dilengkapi dengan ECO indicator, sehingga pola berkendara kita menyesuaikan indikator tersebut jadi lebih hemat,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.