Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Faktor Penyebab Pecah Ban, Salah Satunya Kurang Tekanan Udara

Kompas.com - 26/06/2020, 08:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

“Untuk itu disarankan selalu lakukan pemeriksaan berkala tekanan udara ban, sesuaikan dengan tekanan angin ban yang direkomendasikan pabrikan kendaraan,” katanya.

Baca juga: Mobil Baru Obral Diskon Besar, Harga Mobil Bekas Jadi Anjlok?

2. Minim perawatan

Ban juga memerlukan perawatan untuk menjaga kondisinya agar tetap terjaga dan terhindar dari kejadian pecah ban.

Perawatan yang bisa dilakukan terhadap karet pembungkus pelek ini adalah dengan rutin memeriksa kondisi telapaknya dan membersihkan jika ada benda kecil yang menempel.

Hal ini untuk mencegah benda tersebut menembus telapak dan menyebabkan ban pecah.

“Kurangnya perawatan pada ban, misal banyak batu yang menempel di sela-sela kembangan ban dibiarkan, lama kelamaan akan menusuk lapisan dasar telapak ban,” katanya.

Zulpata menambahkan, kondisi ini jika dibiarkan maka pada akhirnya bisa membuat luka sabuk baja di telapak.

Baca juga: Beli Mobil Bekas Rp 25 Jutaan, Bisa Dapat BMW Lawas

“Kalau dibiarkan karena pasti jalan di permukaan basah juga atau saat cuci akhirnya karena kawat ditelapak sudah tidak ada lapisan lagi, karena teriris batu tadi. Akhirnya membuat sabuk baja berkarat pada tingkat tertentu akan membuat ban pecah,” ucapnya.

3. Melindas benda tajam

Ilustrasi ban bocor tertusuk paku.Febri Ardani/KompasOtomotif Ilustrasi ban bocor tertusuk paku.

Penyebab lainnya yang bisa menyebabkan ban pecah adalah melindas atau menabrak benda tajam dan keras.

Ban yang melaju pada kecepatan tertentu hingga menabrak benda tajam bisa menyebabkan karet pecah.

“Hal lainnya, menumbur (menabrak) benda keras dengan posisi kurang angin, membuat benang pada dinding ban putus. Pada akhirnya ban bisa pecah,” katanya.

4. Tambalan cacing

tambal ban tubelessKompas.com/Fathan Radityasani tambal ban tubeless

Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi mengatakan, tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati. Salah satunya karena harganya yang terjangkau.

Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau