JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB), ojek online (ojol) dilarang membawa penumpang. Jadi, penghasilannya hanya mengandalkan dari pesanan makanan dan barang.
Bahkan, pihak aplikator juga menonaktifkan fitur pengangkutan penumpang, khususnya yang berada di Jakarta. Kebijakan ini mengakibatkan munculnya kendala baru di lapangan.
Baca juga: PSBB Jakarta, Bluebird Batasi Jumlah Penumpang yang Naik Taksi
Igun Wicaksono, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, mengatakan, sekarang mitra ojol banyak yang kesulitan mendapatkan pesanan.
Bahkan, jika ada pesanan makanan pun tidak bisa diambil atau order tersebut tidak bisa diakses seperti biasa.
"Untuk mengambil order makanan kan butuh modal. Mitra ojol harus membayar dulu untuk makanannya sebelum diantar. Sebagian besar teman-teman ojol sudah kehabisan modal," ujar Igun saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Igun menambahkan, untuk pesanan antar barang pun juga semakin sulit. Sebab, aktivitas masyarakat juga semakin jarang.
Jadi, meskipun jumlah pesanan makanan meningkat, mitra ojol tetap kesulitan untuk mengambilnya. Adanya dompet digital juga, menurut Igun, tidak banyak diaplikasikan.
Baca juga: PSBB Bekasi, Polisi Tindak Tegas Pengendara yang Melanggar
"Dompet digital memang bisa tanpa modal, tapi persentasenya juga tidak banyak kalau yang kita tahu," kata Igun.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, larangan ojek online membawa penumpang selama PSBB Jakarta merujuk dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Tuntutan Ojol
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.