Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Sirkuit MotoGP di Mandalika Ternyata Ribet!

Kompas.com - 20/03/2020, 11:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun sirkuit ternyata ribet! Apalagi sirkuit yang punya standar kelas dunia, untuk menghelat balapan seperti MotoGP. Ada banyak tahapan yang perlu dilakukan dengan teliti agar pembangunan berjalan sesuai dengan rencana.

Ketua Steering Committee MGPA Happy Harinto, mengatakan, homologasi sirkuit Mandalika sudah keluar. Pembangunannya juga berjalan bagus, langkah-langkahnya juga berjalan dengan baik.

Baca juga: Kualitas Pengerjaan Sirkuit Jalanan Mandalika buat MotoGP 2021

"Sirkuit ini dikerjakan secara detail, tidak seperti membangun jalan biasa. Benar-benar dihitung sekali, tingkat presisinya harus tinggi, tidak boleh ada kesalahan sedikitpun," ujar Happy, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Ilustrasi layout sirkuit Mandalika di Lombok untuk tuan rumah MotoGP 2021.motogp.com Ilustrasi layout sirkuit Mandalika di Lombok untuk tuan rumah MotoGP 2021.

Happy menjelaskan, ada 10 tahapan yang perlu dilakukan agar pembangunan sirkuit Mandalika bisa berjalan sesuai dengan harapan dan tuntutan dari FIM dan Dorna.

"Pertama, bagian trek utama (main track). Perlu digali dulu satu meter untuk pondasi, sepanjang 4,31 km. Kedua, pembuatan service road di kanan dan kiri trek," kata Happy.

Tahapan ketiga adalah lapisan pengerasan agregat tanah. Jadi, setelah digali sedalam satu meter, selanjutnya dilakukan pengerasan, lalu dilapisi lagi. Setelah itu, dikeraskan lagi tanahnya, lalu dilapisi lagi.

Baca juga: Jadwal Penjualan Tiket Resmi MotoGP Mandalika 2021

"Keempat adalah drainase. Untuk drainase kan juga perlu digali dan dicor. Drainase ini ada di kanan dan kiri trek. Sehingga, jika panjang treknya 4,31 km, maka drainasenya tinggal dikalikan dua saja," ujar Happy.

Kelima adalah aspal, dan pengaspalan juga tidak hanya sekali dilakukan. Happy menjelaskan, ada beberapa tahapan dalam pengaspalan, seperti asphalt base, asphalt grinder, dan asphalt wearing.

Setelah itu, baru dibuat asphalt berm. Asphalt berm ini berfungsi untuk membuat aliran air yang jatuh ke trek tidak menggenang dan mengalir ke jalur pembuangan.

"Tahapan ketujuh adalah pengerjaan detail service road. Service road tak kalah pentingnya dengan sirkuit. Bagian ini harus maksimal, harus mudah untuk dilewati," kata Happy.

Tahapan selanjutnya adalah mengerjakan area run off. Area ini terdiri dari banyak bagian, seperti aspal, gravel bed, dan juga rumput. Semuanya dibangun di setiap tikungan yang krusial, sesuai dengan standar regulasi FIM.

Denah lokasi tribun utama sirkuit Mandalika di kawasan KEK Mandalika, Kuta Lombok, Lombok Tengah, dilihat menggunakan drone, Sabtu (23/2/2019). Dok. ITDC Denah lokasi tribun utama sirkuit Mandalika di kawasan KEK Mandalika, Kuta Lombok, Lombok Tengah, dilihat menggunakan drone, Sabtu (23/2/2019).

"Tahapan kesembilan adalah tunnel (terowongan). Untuk akses masuk ke bagian tengah sirkuit, itu harus ada tunnel. Tunnel ini juga sedang dalam pengerjaan,' ujar Happy.

Happy menambahkan, tahapan terakhir adalah Asphalt Mixing Plant (AMP). Pengerjaan sirkuit Mandalika menggunakan 5 unit AMP. Satu unit stand by, lalu 4 unit lainnya bekerja secara bersamaan dan terus beroperasi setiap hari tanpa berhenti.

"Pengerjaan sirkuit ini benar-benar dibuat bertahap, agar detailnya terjaga. Jadi, pengerjaan dilakukan tiap beberapa ratus meter. Jika sudah, lanjut lagi beberapa ratus meter. Sehingga, benar-benar detail," kata Happy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com