Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER OTOMOTIF] Kecelakaan Beruntun Perdana di Tol Layang Japek | Akses Tol Layang Japek Akan Dibatasi

Kompas.com - 24/12/2019, 06:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan resmi beroperasi, Tol Layang Jakarta-Cikampek sudah diwarnai kecelakaan beruntun. Pristiwa ini terjadi di kilometer 27 pada pukul 09.00 WIB, Minggu (22/12/2019).

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi akibat kecelakaan tersebut membuat arus lalu lintas di ruas tol layang menjadi terganggu. Sebagai informasi, Tol Layang Jakarta-Cikampek secara resmi dibuka untuk umum pada 15 Desember 2019.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyoroti lonjakkan volume kendaraan yang melintas di tol layang Jakarta-Cikampek selama periode libur Natal 2019.

Supaya tidak terulang lagi, ia berencana untuk membatasi kendaraan yang akan mengakses tol layang terpanjang di Indonesia tersebut. Berikut informasi terpopuler di kanal otomotif pada Senin, 23 Desember 2019.

1. Kecelakaan Beruntun Perdana Terjadi di Tol Layang Jakarta-Cikampek

Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah tkp kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah tkp tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan delapan orang tewas pada Senin (2/9/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah tkp kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah tkp tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan delapan orang tewas pada Senin (2/9/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

Kepala Departemen Komunikasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Faiza Riani menyatakan, kecelakaan beruntun perdana di Tol Layang Jakarta-Cikampek terjadi di kilometer 27 arah Cikampek.

Menurutnya, tak ada korban jiwa pada pristiwa itu. Namun tak menampik bahwa terdapat kerugian materi. "Sampai saat ini kami masih lakukan monitoring," ujar dia.

Untuk mengurai kepadatan di sepanjang ruas tol layang, Jasa Marga bersama Kepolisian memberlakukan rekayasa lawan arus atau contraflow di kilometer 47 sampai kilometer 61.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun Perdana Terjadi di Tol Layang Jakarta-Cikampek

2. 5 Kejadian Unik di Tol Layang Jakarta-Cikampek sejak Dibuka

Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-VHPM Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-V

Pada tahap awal pengoperasiannya, jalan tol layang yang menghubungkan Cikunir-Karawang Timur ini tidak akan dipungut biaya atau gratis. Paling tidak, selama periode libur Natal dan Tahun Baru.

Meski demikian, tidak sedikit pengendara yang tidak menyiapkan diri dengan baik ketika melintasi tol layang Jakarta-Cikampek. Alhasil, masalah di tengah-tengah jalan terjadi seperti ingin buang air kecil.

Perlu diketahui, tol layang tidak memiliki gerbang masuk dan keluar di tengah jalan, serta tidak memiliki rest area dan tempat pengisian bahan bakar.

"Oleh karenanya, bagi pengendara patut memperhatikan dan mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk menggunakan tol layang tersebut," kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno.

Baca juga: 5 Kejadian Unik di Tol Layang Jakarta-Cikampek sejak Dibuka

3. Terlalu Padat, Akses Tol Layang Jakarta-Cikampek Akan Dibatasi

Macet di Tol Layang Jakarta-CikampekHandsout Macet di Tol Layang Jakarta-Cikampek

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku telah berbincang dengan pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbk, untuk melakukan pembatasan volume kendaraan di Tol Layang Jakarta-Cikampek.

Putusan ini diambil karena adanya lonjakkan volume kendaraan pribadi ketika puncak libur Natal 2019 berlangsung, yaitu 20-23 Desember 2019.

"Biasanya kalau hari puncak itu 40 persen kepadatan kendaraannya, ini naik sampai 80 persen. Saya rasa, ini hanya terjadi sekali saja karena antusiasme atau rasa penasaran pengguna kendaraan," kata Budi.

"Saya sudah komunikasi dengan Direktur Utama PT Jasa Marga untuk dilakukan pembatasan," lanjutnya.

Adapun mengenai cara pembatasan kendaraan ini, Budi belum bisa mengungkapkannya secara detail.

Baca juga: Terlalu Padat, Akses Tol Layang Jakarta-Cikampek Akan Dibatasi

4. Tren Restorasi, Anak Muda Mulai Bangga Pakai Bebek Lawas

Honda Astrea Grand Foto: Mohammad Ghalib Honda Astrea Grand

Tren restorarsi sepeda motor jenis underbone atau bebek retro masih cukup marak. Kini, tidak sedikit anak muda 'necis' dengan motor bergaya tersebut, salah satunya Honda Astra Grand.

Menurut Byon Aryawan, anggota C'Duck Astra, salah satu tolak ukur hal tersebut ialah kegiatan motoran di akhir pekan atau biasa disebut Sunmori (Sunday Morning Ride). Pengguna bebek lawas saat ini tidak minder jalan bersama-sama motor mesin besar.

"Kita semua tau lah motor bebek, semua orang pakai bebek, Astrea ya terutama, motor sejuta umat pak. Banyak yang bilang, yang sekarang pada berduit, Astrea itu motor waktu susah, atau enggak motor bapaknya waktu susah. Jadi kenangannya banyak," kata Byon.

"Saya melihatnya ini seperti fenomena tersendiri, dan banyak yang pakai itu anak muda. Kembali lagi ke era waktu motor-motor itu baru meluncur, dan mereka bangga meski katakanlah pakai motor bebek," tambah Wahyu Diwa, builder dari Diwa Creative Studio.

Baca juga: Tren Restorasi, Anak Muda Mulai Bangga Pakai Bebek Lawas

5. Bandara Desak Pemilik Segera Ambil Mobilnya yang Parkir Bulanan

Kondisi mobil Suzuki Grand Vitara yang parkir di Bandara Adi Soemarmo lebih dari enam bulan. Lamanya waktu parkir membuat tagihan tarif parkir mencapai lebih dari Rp 10 juta.KOMPAS.COM/Ari Purnomo Kondisi mobil Suzuki Grand Vitara yang parkir di Bandara Adi Soemarmo lebih dari enam bulan. Lamanya waktu parkir membuat tagihan tarif parkir mencapai lebih dari Rp 10 juta.

Pihak Bandara Internasional Adi Soemarmo meminta kepada pemilik mobil yang parkir berbulan-bulan di bandara untuk segera mengambilnya. Pasalnya, jika mobil tidak segera diambil, tagihan tarif parkir akan terus bertambah besar.

General Manager PT Angkasa Pura (AP) I, Bandara Internasional Adi Soemarmo Abdullah Usman menyampaikan, sampai saat ini salah satu tagihan tarif parkir mobil yang ditinggal majikannya ke DKI Jakarta (berpelat nomor B8276 GT), sudah lebih dari Rp 10 juta.

“Sekarang saja sudah sampai lebih dari Rp 10 juta. Kalau tidak segera diambil, akan terus bertambah besar,” kata Usman, saat dihubungi KOMPAS.com, Minggu (22/12/2019).

Pria yang akrab disapa Usman itu menambahkan, tarif parkir untuk mobil sebesar Rp 50 ribu untuk 24 jam. Jika mobil semakin lama, tinggal dikalikan dengan besaran tarif tersebut.

Baca juga: Bandara Desak Pemilik Segera Ambil Mobilnya yang Parkir Bulanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com