Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelah dan Ngantuk, Musuh Utama Berkendara Jarak Jauh

Kompas.com - 23/12/2019, 19:12 WIB
Ari Purnomo,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Libur Natal dan Tahun Baru yang juga berbarengan dengan libur sekolah menjadi momen yang banyak ditunggu oleh masyarakat. Banyak yang memanfaatkan momen ini untuk mudik atau berwisata bersama keluarga.

Tetapi untuk melakukan perjalanan jauh ini tentunya juga butuh persiapan. Selain kendaraan, juga perlu mempersiapkan barang-barang apa saja yang perlu dibawa.

Selain itu, kesiapan fisik dari seorang pengemudi juga tidak boleh terabaikan. Jangan sampai, seorang pengemudi memaksakan diri untuk terus berjalan dalam kondisi tubuh yang sudah lelah.

Maka dari itu, saat melakukan perjalanan jauh perlulah menjaga stamina. Salah satunya dengan beristirahat secara berkala.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Edukasi di Yogya Menarik saat Liburan Sekolah

Berikut beberapa tips saat melakukan perjalanan jauh

Wisatawan mengendarai mobil jip saat mengikuti wisata lava tour di kaki Gunung Merapi, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (17/5/2013). Wisata mengunjungi daerah bekas aliran lava erupsi Merapi ini dipungut biaya Rp 300.000 - Rp 500.000 per trip.KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Wisatawan mengendarai mobil jip saat mengikuti wisata lava tour di kaki Gunung Merapi, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (17/5/2013). Wisata mengunjungi daerah bekas aliran lava erupsi Merapi ini dipungut biaya Rp 300.000 - Rp 500.000 per trip.

Pastikan tujuan perjalanan

Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menyampaikan, menentukan tujuan perjalanan menjadi hal yang paling utama. Mengingat, perjalanan bersama keluarga tentulah harus memiliki tujuan yang jelas.

Apakah, akan menuju ke tempat wisata, kuliner atau ke lokasi lain. Sehingga, sebelum melakukan perjalanan harus memastikan tujuan yang disepakati bersama.

“Sebelum perjalanan harus menentukan tujuan yang sudah disepakati. Jangan sampai, nantinya terjadi konflik dalam perjalanan sehingga bisa mengganggu mood dari sang pengemudi,” terangnya saat dihubungi KOMPAS.com, Senin (23/12/2019).

Menurutnya, pentingnya menjaga mood seorang pengemudi. Hal ini bisa berkaitan dengan keselamatan saat berkendara.

Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Chungbuk Korea Selatan

“Kalau moodnya sudah tidak bagus atau jelek, tidak hanya akan mengganggu perjalanan. Tetapi, juga bisa menyebabkan kecelakaan,” tuturnya.

Pemudik rehat sejenak di ruang istirahat di Rest Area SPBU KM 57, Karawang, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Sebanyak 39 ruang istirahat beserta kasur dan bantal disewakan untuk tempat beristirahat pemudik dengan harga Rp10 ribu ruang non-AC dan Rp15 ribu ruang AC per satu jam per ruangannya.ANTARA FOTO/MUHAMMAD IBNU CHAZAR Pemudik rehat sejenak di ruang istirahat di Rest Area SPBU KM 57, Karawang, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Sebanyak 39 ruang istirahat beserta kasur dan bantal disewakan untuk tempat beristirahat pemudik dengan harga Rp10 ribu ruang non-AC dan Rp15 ribu ruang AC per satu jam per ruangannya.

Beristirahat secara berkala

Selama melakukan perjalanan jauh, seorang pengemudi haruslah beristirahat secara berkala. Mulai dari melepaskan penat selama melakukan hingga peregangan.

Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kebugaran dan juga mood dari seorang pengemudi. Menurut Sony, idealnya seorang pengemudi mobil beristirahat maksimal setiap tiga jam sekali.

“Jadi setelah melakukan perjalanan maksimal tiga jam, wajib beristirahat selama 30 menit. Dan menyisihkan waktu tiga menit untuk stretching dan itu harus didukung oleh penumpangnya,” ujarnya.

Baca juga: Bandara Desak Pemilik Segera Ambil Mobilnya yang Parkir Bulanan

Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelahhuffingtonpost.com Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelah

Jangan paksakan perjalanan jika mengantuk

Mengantuk menjadi musuh utama seorang pengemudi. Maka dari itu, Sony pun menyarankan agar saat seorang pengemudi sudah merasakan kantuk agar berhenti sejenak.

Pasalnya, mengemudi dalam kondisi mengantuk sangat berbahaya. Ini bisa menyebabkan kecelakaan yang bisa membahayakan diri sendiri atau pun pengguna jalan lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau