KARAWANG, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ekspor otomotif Indonesia harus mencapai minimal 1 juta unit pada 2024.
Hal tersebut dikemukakannya saat memberikan sambutan pada acara "Ekspor Perdana Isuzu Traga" di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
"Ekspor otomotif secara utuh kita kurang lebih 300.000 unit dengan potensi nilai ekspor 8 miliar dollar AS (total ekspor otomotif). Saya sampaikan kepada seluruh keluarga besar otomotif, 2024 minimal 1 juta unit harus keluar dari Indonesia," katanya.
Baca juga: Jokowi Lepas Ekspor Perdana Isuzu Traga
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor kendaraan secara utuh sepanjang 10 bulan berjalan tahun ini mencapai 275.364 unit.
Jumlah tersebut meningkat 28,2 persen dibanding ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 214.743 unit.
Melalui target tersebut, maka nilai ekspor akan meningkat sebesar tiga kali lipat, yakni 24 miliar dollar AS.
"Itulah target yang ingin kita capai dalam 5 tahun ke depan. Saya melihat peluang itu sangat terbuka lebar," ujar Jokowi.
Baca juga: Reorientasi Industri Otomotif Indonesia demi Rebut Ekspor ke Australia
"Fokus kerja pemerintah sekarang adalah mengurangi impor dan menambah ekspor guna menekan devisit neraca perdagangan. Meski masih akan diekspor ke satu negara, dalam tiga tahun ke depan Isuzu akan masuk ke 20 negara. Itu sejalan dengan langkah pemerintah dan saya apresiasi," katanya.
"Saya yakin, Insya Allah bisa terwujud. Defisit neraca dagang dan current account deficit bisa diatasi 4-5 tahun ke depan, sehingga Indonesia bisa menjadi production hub bagi otomotif untuk diekspor ke semua negara," tambah Jokowi.
Baca juga: Menuju Industri Otomotif 4.0, Ekspor Kendaraan Naik 28 Persen
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT IAMI Ernando Demily percaya bahwa target yang telah ditentukan tersebut bisa saja tercapai. Meski jalannya tidaklah mudah.
"Tentunya kita harus optimis. Kami dari Isuzu percaya bahwa jika dilakukan bersama-sama, tentunya bukan hanya tanggung jawab automaker tapi juga semua stakeholder, bisa saja," ucapnya.
"Dari sisi pemerintah sendiri, salah satunya kemudahan investasi di Indonesia, masih cukup menantang. Masih butuh dukungan dan menciptakan link and match terhadap sumber daya manusia untuk dapat menjawab tantangan industri," jelas Ernando.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.