Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Teknik Engine Brake, Jangan Sampai Merusak Mesin

Kompas.com - 01/03/2018, 11:20 WIB
Alsadad Rudi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Engine brake adalah teknik menurunkan kecepatan kendaraan selain mengerem secara konvensional. Teknik ini biasanya dilakukan dengan cara mengendurkan gas sambil menurunkan gigi tinggi langsung ke gigi rendah untuk mobil manual, atau memindah level transmisi dari D ke 2 untuk mobil matik.

Engine brake biasa dilakukan saat situasi darurat ketika pengereman konvensional tidak cukup membantu menghentikan laju kendaraan. Kondisi lainnya adalah saat turunan curam.

Namun demikian, teknik engine brake harus dilakukan dengan benar. Karena jika dilakukan dengan salah justru bisa merusak mesin mobil.

Baca juga : Kenali Teknik Engine Brake Mobil Matik

Trainer dari Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam menyatakan, cara engine brake yang salah adalah saat pengemudi tetap menginjak gas di putaran tinggi, namun di sisi lain transmisi sudah berada di putaran rendah. Karena itu, Norman menyarankan pengemudi untu melihat radius per meter (RPM) yang tertera di takometer.

Panel indikator semua berfungsi. Tampak odometer yang sudah sangat berpengalaman 270.000 km. Otomania-Donny Apriliananda Panel indikator semua berfungsi. Tampak odometer yang sudah sangat berpengalaman 270.000 km.

"Jadi pada saat engine brake kita harus melihat takometer RPM-ya berapa. Sehingga jangan sampai pada saat mau berhenti di gigi rendah, RPM malah tinggi. Itu bisa merusak mobil," kata Norman kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2018).

Menurut Norman, cara melakukan engine brake yang benar adalah dengan mengendurkan gas dan menurunkan gigi transmisi ke posisi rendah secara perlahan. Misalnya dari empat ke tiga, namun tanpa kembali digas. Sepanjang tetap tenang dan tidak panik, pengemudi diyakini dapat melakukan teknik engine brake dengan benar.

Baca juga : Pentingnya Urut Turun Gigi Waktu Engine Brake

"Jadi engine brake dapat membantu proses pengereman hingga 50 persen. Tapi tentunya harus dilakukan dengan benar," ujar Norman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau