Munich, Kompas.com - Banyak inspirasi didapat saat kita berkaca pada sejarah. Jika tidak hendak berkaca, meniti jalannya sejarah kerap membawa kegembiraan juga. Inspirasi kerap mengemuka saat senyum menghiasi muka.
Apa yang dilakukan legenda musik pop dunia Elvis Presley (1935-1977) terhadap BMW 507 miliknya membuat kita tersenyum. Senyum itu bisa hadir karena kita menengok sejarah.
Di Museum BMW, Munich, Jerman, sejarah itu ditampilkan. Kisah Elvis yang kemudian mengubah warna cat roadster BMW 507 dari putih menjadi merah menjadi penutup rangkaian perjalanan meniti sejarah BMW di museum ini.
[Baca juga : Beli 1 Unit Bugatti Chiron, Bisa Dapat 450 Unit Xpander]
Karena tidak bisa bertemu, ratusan perempuan melampiaskan kecintaannya pada sang superstar di roadster BMW 507 milik Elvis. Karena itu, salah satu sport car terbaik BMW yang dicancang Albrecht Graf Goertz ini penuh dengan coretan lipstik merah.
Bisa dibayangkan pusingnya Elvis tiap hendak menggunakan mobil kesayangannya. Lemak yang terkandung dalam lipstik membuatnya susah dibersihkan dari mobil. Foto roadster putih penuh coretan lipstik merah dipajang di Museum BMW.
Karena alasan ini, Elvis lantas mengubah cat roadsternya menjadi merah seperti lipstik. Persoalan sedikit teratasi meskipun ratusan perempuan tetap menemukan cara untuk menjangkau superstar idolanya.
Di Museum yang terletak di samping kantor pusat BMW Group di Munich ini, catatan tentang BMW 507 milik Elvis ini dijelaskan. Roadster yang pertama kali dipamerkan di Frankfurt Motor Show tahun 1955 ini dikirim ke Elvis di Amerika Serikat pada Desember 1958, sesaat setelah wajib militernya di Jerman.
[Baca juga : BMW 5 Series Touring Masuk Indonesia setelah 17 Tahun Absen]
Untuk menghadirkan roadster bersejarah ini, BMW melakukan restorasi sekitar dua tahun sejak pertama kali menemukannya. Kondisi BMW 507 saat ditemukan sudah nyaris hancur dengan kondisi yang tidak bisa dioperasikan.
Di dinding tempat BMW 507 ini dipajang, ditampilkan tulisan tangan Elvis yang menyerahkan roadsternya, "To my dear friends in Germany. Best Wishes. Elvis Presley."
Selama dua tahun penuh, tim BMW merestorasi roadster ini agar sesuai betul dengan kondisi awal saat BMW 507 diproduksi dan diserahkan kepada Elvis. Tentu saja, kali ini tanpa coretan lipstik merah.
Selain menjumpai BMW 507 yang dikendarai Elvis, di ruang pamer museum seluas 5.000 meter persegi ini, kita bisa mendapati roadster Z3 dengan nomor polisi 007 yang dikendarai James Bond di film Golden Eye (1995).
[Baca juga : BMW X2 Rilis di Tengah Kesuksesan Seri X]
Karena kenangan sejarahnya, BMW Z3 ini jadi obyek foto pengunjung museum yang datang dari seluruh dunia. Bagi BMW, Z3 merupakan roadster pertama yang diproduksi secara massal untuk pasar seluruh dunia antara tahun 1996-2002.
Di museum yang tidak jauh letaknya dari pabrik dan dealer BMW ini, para pengunjung bisa mengalami sendiri bagaimana keseluruhan sejarah BMW. Lebih dari 120 produk asli BMW ditampilkan untuk menjelaskan perjalanan 100 tahun BMW yang dimulai tahun 1916.
Sebelum memproduksi kendaraan roda dua dan empat, BMW (Bayerische Motoren Werke) adalah prosuden mesin pesawat terbang. Mesin pesawat terbang pertama dengan seri DFW F 37/III sukses diuji pada 17 Juni 1919.
Mesin pesawat BMW yang dipiloti Franz Zeno Diemer ini mencatatkan rekor baru dunia karena bisa terbang di ketinggian 9.760 meter.
[Baca juga : Ini Sosok "Pemberontak" dari Keluarga BMW]
Karena empat tahun larangan membuat mesin pesawat terbang sejak Perang Dunia Pertama, BMW lantas membuat sepeda motor dan sukses.
Penjelasan rinci disertai sosok yang dijelaskan hadir di depan mata dan bisa ditatap dalam jarak sangat dekat membuat keasyikan mengunjungi Museum BMW tak terasa lama.
Rata-rata, butuh waktu sekitar 1-2 jam untuk bisa menyusuri sejarah BMW di Museum yang buka setiap Selasa-Minggu pukul 10.00-18.00 ini. Dengan pengetahuan yang bertambah disertai pengalaman nyata yang didapat, harga tiket 10 Euro atau sekitar Rp 150.000 sangat sepadan.
[Baca juga : BMW Sebut Daya Beli Konsumen Indonesia Naik Kelas]
Dibuka tahun 1973, Museum BMW didesain arsitek dari Wina, Karl Schwanzer. Saat dibuka kembali tahun 2008, luas area pamer museum menjadi 5.000 meter persegi.
Setiap tahun, setidaknya 400.000 pengunjung datang dan membuatnya sebagai museum paling populer dan paling diminati di seluruh Munich.
Produk BMW lain yang menyita banyak perhatian adalah BMW Isetta yang diproduksi tahun 1955. Mobil "compact" yang biasa dikategorikan sebagai "bubble car" ini dijual secara massal oleh BMW.
Penjualan BMW Isetta mencapai 160.000 unit lebih dan berkontribusi nyata untuk mobilisasi massa di era itu. Cukup SIM sepeda motor untuk bisa mengendarai BMW Isetta.
Bersamaan dengan turunnya pasar sepeda motor, tahun 1954, BMW memutuskan untuk memproduksi mobil "compact". Karena tidak cukup waktu dari nol, BMW mengambil lisensi dari Iso, pabrikan dari Milan, Italia untuk memproduksi Isetta.
[Baca juga : BMW Indonesia "Geber" 10 Model Baru pada 2018]
BMW Isetta yang sangat ikonik ada di jantung museum dan menjadi pusat perhatian pengunjung. Di hadapan Isetta berwarna kuning pisang, tidak ada yang tidak tersenyum. Selain menunaikan tugas membawa dan mengantarkan orang, Isetta juga membawa dan mengantarkan kegembiraan.
Keluar dari Museum BMW, pengunjung bisa ke BMW Welt atau BMW World. Di tempat ini, pengunjung bisa menyaksikan semua brand BMW Group mulai dari BMW, BMW i, BMW M, MINI, Rolls-Royce Motor Cars, dan BMW sepeda motor.
Sama seperti di dalam Museum BMW, di BMW Welt ditampilkan BMW Isetta yang bisa secara sangat terbatas dinaiki pengunjung yang mendaftar. Setiap hari, tidak lebih dari 5 pengunjung yang diberi kesempatan naik BMW Isetta.
Kehadiran BMW Isetta di jantung Museum BMW dan BMW Welt tampaknya hendak menegaskan tugas mulia yang hendak diemban BMW dari masa ke masa: mengantarkan orang dan senyum kegembiraan.